Legislator pertanyakan komitmen pemkab terhadap pelaku wisata Pantai Glagah

id Pantai Glagah

Legislator pertanyakan komitmen pemkab terhadap pelaku wisata Pantai Glagah

Perahu jukung di Laguna Pantai Glagah, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, banyak diminati pengunjung. (Foto Antara)

      Kulon Progo (Antaranews Jogja) - Anggota Panitia Khusus Raperda tentang Tanda Daftar Usaha Pariwisata DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Arismawan mempertanyakan komitmen pemerintah setempat membela pelaku wisata Pantai Glagah yang listriknya dipadamkan oleh PLN.
    Arismawan di Kulon Progo, Senin, mengatakan PLN dan pemkab terkesan tidak memperhatikan nasib pelaku wisata Pantai Glagah yang aliran listriknya dipadamkan dengan alasan masuk landasan pacu proyek bandara New Yogyakarta International Airport.
     "Semoga kita terketuk hatinya ketika membuat kebijakan. Jangan menang-memang sendiri, sehingga rakyat kecil menjadi korban," katanya.
     Ia mengatakan Pantai Glagah merupakan objek wisata yang menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) terbesar di Kulon Progo. Selain itu, Pantai Glagah mampu menggerakan ekonomi masyarakat kecil, yang berada di wilayah ini.
     Pemadaman listrik seharusnya tidak harus terjadi bila ada keperpihakan dari pemkab dan PLN. Seharusnya, sebelum melayangkan surat peringatan pemadaman listrik, PLN dan pemkab membuatkan jaringan baru.
     "Kami mempertanyakan keseriusan pemkab membela masyakat kecil. Kami juga mempertanyakan Pantai Glagah ini mau diapakan. Apakah masih dipertahankan atau dihapus dari peta objek wisata yang dikelola oleh pemkab," katanya.
     Ketua Paguyuban Pedagang Pondok Laguna Pantai Glagah, Subardi Wiyono mengatakan pedagang maupun pemilik penginapan saat ini cukup merasa lega karena masih tetap bisa menikmati pasokan listrik. PLN telah mulai membangun jaringan listrik di sisi timur atau di pinggiran jalan menuju pantai dengan memasang belasan tiang sejak dua hari belakangan dilanjut pemasangan kabel. Prioritas PLN disebutnya adalah memastikan pasokan listrik ke area laguna pantai bisa tetap terlayani. 
     "PLN langsung nembusi para pelaku wisata di sini untuk penyambungan jaringan itu sedangkan Pemda malah belum ada komunikasi. Pedagang lega karena tetap bisa berjualan dengan amannya pasokan listrik ini," kata Subardi.
     Sementara itu, Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan pihaknya sudah menggelar rapat koordinasi dengan PLN dan Angkasa Pura I (AP I) serta sudah diputuskan bahwa jaringan baru akan dibikin di sisi timur area proyek.
     "Jaringan itu akan digunakan untuk mengaliri listrik bagi kebutuhan para pelaku wisata di sekitar laguna pantai tersebut. Kami memberikan batas waktu pembangunan jaringan listrik baru sampai 30 September dan pada 1 Oktober tiang listrik di dalam (area bandara) bisa dirobohkan," kata Hasto.
     Ia mengatakan ada sekitar 10 buah tiang listrik yang terdapat di dalam area lahan pembangunan bandara itu dan harus segera diputus. Hanya saja, jaringan itu juga mengalirkan pasokan listrik bagi para pelaku wisata di kawasan Pantai Glagah.
     "Rencana itu sempat menuai protes dari para pedagang kuliner dan pemilik penginapan di kawasan laguna wisata pantai tersebut. Pemkab lalu berkoordinasi dengan PLN dan AP I hingga tiga kali sebelum tercapai keputusan pemindahan jaringan ke sisi timur," katanya.