Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Guna meningkatkan kualitas produk dan perluasan pasar, Pemerintah Kota Yogyakarta melibatkan sejumlah koki hotel dan pelaku toko modern untuk bertindak layaknya kurator terhadap berbagai produk kuliner rumahan yang diproduksi warga.
“Ada sebanyak 40 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang kali ini dilibatkan dalam kegiatan kurasi ini. Seluruhnya adalah UMKM yang sudah masuk dalam basis data Bagian Pengendalian Pembangunan Kota Yogyakarta dan binaan dari organisasi perangkat daerah lain,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta Edy Muhammad di Yogyakarta, Kamis.
Melalui kegiatan yang juga menjadi bagian dari “corporate social responsibility” (CSR) perusahaan tersebut, Edy berharap, para ahli boga termasuk pelaku usaha retail dapat memberikan masukan terhadap pelaku UMKM kuliner di Kota Yogyakarta terkait kualitas produk yang selama ini mereka hasilkan.
Dengan demikian, lanjut Edy, pelaku UMKM kuliner akan mampu melakukan perbaikan terhadap kualitas produk kuliner yang dihasilkan sehingga lebih sesuai dengan permintaan pasar termasuk bisa mengakses toko modern.
“Produk yang dihasilkan pelaku UMKM kuliner ini akan dinilai satu per satu oleh koki dari dua hotel dan juga oleh pelaku usaha toko modern. Nantinya, setiap produk akan diberi semacam ‘rating’ dan masukan untuk perbaikan kualitas,” katanya.
Jika produk yang dihasilkan sudah memenuhi standar kualitas yang baik, maka diharapkan produk tersebut dapat memiliki pasar yang lebih luas sehingga tidak sekadar dijual untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rapat atau pertemuan di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta saja tetapi juga bisa dipesan oleh bank, hotel atau instansi lain.
“Jika berjualan di pangsa pasar lokal, mungkin tidak banyak permintaan atau persyaratan yang harus dipenuhi. Tetapi, jika pelaku UMKM kuliner ini ingin memperluas pasar, tentunya mereka harus mampu meningkatkan kualitas produk,” katanya.
Edy menyebut, kegiatan kurasi produk kuliner rumahan tersebut tidak hanya akan diselenggarakan satu kali saja tetapi akan diikuti kegiatan serupa dalam waktu dekat. “Ini juga menjadi bagian dari upaya pelaksanaan program Gandeng Gendong untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Sementara itu, salah satu koki yang dilibatkan dalam proses kurasi, Sutardi mengatakan, produk kuliner yang berkualitas harus mampu memenuhi berbagai syarat, di antaranya bentuk yang variatif dan menarik tentunya dengan rasa yang enak.
“Biasanya, kuliner yang diproduksi pelaku UMKM ini bentuknya cenderung besar. Padahal, jika untuk memenuhi kebutuhan hotel biasanya dibuat dalam bentuk yang kecil, imut dan memiliki tampilan yang menarik,” katanya.
Selain itu, Sutardi yang menjadi koki di Forriz Hotel juga menyebut jika pengemasan produk kuliner rumahan masih belum menarik padahal kemasan yang baik akan mempengaruhi konsumen untuk mengonsumsi makanan. “Kalau makanan sudah menarik saat dilihat, maka akan lebih menarik lagi untuk dikonsumsi,” katanya.
Sejauh ini, Sutardi mengatakan, hotel tempatnya bekerja sudah bekerja sama dengan tiga UMKM untuk memasok aneka kuliner yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hotel. “Produk dipilih dengan sangat ketat karena harus memenuhi standar tertentu,” katanya.