Dalam sebuah wawancara di YouTube "60 Minutes Overtime" bersama Sharyn Alfonsi, mantan bassis The Beatles ini bercerita tentang rasa takutnya dan yang paling mengejutkan adalah bahwa Lennon juga menderita gangguan keraguaan pada dirinya sendiri.
"Aku ingat John agak merasa tidak aman. Dan aku mengingatnya sekali secara khusus, anehnya tiba-tiba dia mengatakan, 'Aku khawatir tentang bagaimana orang akan mengingatku," ujar Paul dilansir Huffpost, Rabu.
"'John, dengarkan aku, lihat aku. Kamu akan dikenang sebagai salah satu dari orang-orang terhebat'. Saat itu, saat seperti tercekik, lalu saya berkata, 'Karena kamu, kamu fantastis'," lanjut Paul.
Ternyata kisah itu berakhir dengan nasib buruk John Lennon dan dia memang diingat sebagai sebagai salah satu musisi terhebat sepanjang masa.
Pada 8 Desember 1980, Mark David Chapman menembak penyanyi dan penulis lagu Beatles yang ikonik di depan Dakota, gedung apartemen Central Park West milik Lennon di New York. Chapman telah ditolak pembebasan bersyarat 10 kali sejak dia membunuh Lennon.
Selain itu, Paul McCartney mengatakan bahwa John Lennon hanya pernah sekali memuji salah satu lagu yang ditulisnya, "Here, There and Everywhere".
"John berkata, tepat ketika lagu itu selesai, 'Itu lagu yang sangat bagus. Saya suka lagu itu. 'Saya suka'. Ya, dia menyukainya. "Anda tahu, dan saya sudah mengingatnya sampai hari ini. Menyedihkan, sungguh," kata Paul.