DPUPKP Yogyakarta normalisasi drainase Babaran dengan swakelola

id Drainase, babaran,normalisasi

DPUPKP Yogyakarta normalisasi drainase Babaran dengan swakelola

Ilustrasi drainase di Jalan Babaran Yogyakarta yang masih dibiarkan terbuka (HO-Forpi Kota Yogyakarta)

Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta akan melakukan normalisasi saluran drainase di Jalan Babaran dengan dana swakelola yang diupayakan dapat diselesaikan dalam waktu dekat.

“Sebelumnya, kami sudah melakukan pembersihan pada saluran yang sudah terlanjur digali,” kata Kepala Seksi Peningkatan Perairan dan Drainase Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta Herka Hanung Wijaya di Yogyakarta, Minggu.

Menurut dia, material tanah bekas galian yang menutup saluran air hujan di Jalan Babaran sudah dibersihkan sehingga tidak ada lagi sumbatan dan air bisa mengalir dengan lancar terutama saat musim hujan.

Oleh karena itu, lanjut Herka, warga di sekitar lokasi pekerjaan revitalisasi drainase di Jalan Babaran diharapkan tidak lagi merasa khawatir atau takut akan terjadi genangan air atau tanah longsor di bekas lokasi galian saat puncak musim hujan.

Pekerjaan revitalisasi drainase di Jalan Babaran merupakan bagian dari proyek pekerjaan revitalisasi drainase Jalan Supomo yang menelan anggaran sekitar Rp8 miliar. Pekerjaan tersebut terpaksa dihentikan karena tersangkut kasus dugaan korupsi yang kini ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Sebelum dihentikan, pemenang proyek sudah melakukan penggalian di Jalan Babaran dan empat lubang bekas galian yang berukuran cukup besar dengan kedalaman sekitar tiga meter terpaksa dibiarkan begitu saja.

Saat ini, bekas lubang galian hanya diberi pembatas tali, bahkan ada yang digunakan untuk menanam jagung oleh warga di sekitarnya sebagai bentuk protes.

“Pekerjaan normalisasi menutup saluran direncanakan dilakukan pekan kedua November secara swakelola sehingga tidak perlu melewati proses lelang. Kami siapkan cor untuk normalisasi. Pekerjaan dilakukan oleh tenaga harian,” katanya.

Sebelumnya, Koordinator Forum Pemantau Independen (Forpi) Kota Yogyakarta Baharuddin Kamba menyayangkan karena sudah sekitar dua bulan lebih belum terlihat upaya apapun yang dilakukan Pemerintah Kota Yogyakarta terhadap proyek revitalisasi drainase di Jalan Babaran.

“Lubang galian masih dibiarkan menganga, bahkan ada genangan air di bekas galian. Tanaman jagung pun semakin tinggi sehingga bisa menghalangi pandangan dari pengguna jalan,” katanya.

Forpi berharap, Pemerintah Kota Yogyakarta bisa melakukan upaya yang dibutuhkan sehingga masyarakat di sekitar lokasi tidak lagi merasa khawatir terkait kondisi lubang bekas galian terlebih saat ini sudah memasuki musim pancaroba.