Defisit APBD Yogyakarta 2020 berkurang

id APBD 2020,anggaran,defisit

Defisit APBD Yogyakarta 2020 berkurang

Ketua Badan Anggaran DPRD Kota Yogyakarta Danang Rudiyatmoko (ANTARA/Eka AR)

Yogyakarta (ANTARA) - Pemangkasan APBD Kota Yogyakarta 2020 sebesar Rp40 miliar yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari hasil evaluasi anggaran oleh Pemerintah DIY ternyata mampu menurunkan defisit anggaran hingga di bawah tujuh persen.

“Karena ada pemangkasan anggaran, defisit di APBD 2020 juga ikut turun. Penurunnya pun signifikan menjadi 6,01 persen dari defisit awal 8,23 persen,” kata Ketua Badan Anggaran DPRD Kota Yogyakarta Danang Rudiyatmoko di Yogyakarta, Kamis.

Jika penurunan defisit anggaran sebesar 2,2 persen tersebut dikonversi terhadap total APBD 2020 yang mencapai Rp1,96 triliun, lanjutnya, maka terjadi penurunan defisit sebanyak Rp43,5 miliar.

Danang menyebut, nilai defisit usai pemangkasan anggaran tersebut cukup ideal sehingga sisa lebih penggunaan anggaran (silpa) bisa ditekan karena seluruh kegiatan atau program yang sudah direncanakan dapat direalisasikan sesuai target.

“Pemangkasan anggaran dilakukan untuk menyesuaikan perencanaan dalam plafon anggaran,” katanya.

Meskipun terjadi pemangkasan anggaran karena ada beberapa mata anggaran yang dinilai kurang sesuai dengan perencanaan, Danang menyebut kebijakan tersebut tidak akan mengganggu rencana pemerintah merealisaikan berbagai program pembangunan.

“Pemangkasan hampir merata, tetapi kegiatannya berskala kecil sehingga bisa ditunda. Jika memungkinkan, maka bisa dimasukkan dalam anggaran perubahan,” kata Danang yang menyebut pemangkasan anggaran juga terjadi di DPRD Kota Yogyakarta yaitu sebanyak Rp2,4 miliar.

Pemerintah Kota Yogyakarta telah menetapkan tema pembangunan pada 2020 yaitu Peningkatan Daya Saing sebagai Pusat Pelayanan Jasa untuk Masyarakat Berdaya dan Berbudaya.

Sejumlah program yang akan dijalankan pemerintah menggunakan APBD 2020 di antaranya menurunkan angka gini rasio yang masih cukup tinggi meskipun indeks pembangunan manusia (IPM) di Kota Yogyakarta sudah tertinggi di Indonesia.

“Peningkatan kesejahteraan masyarakat tetap menjadi fokus kami. Pemerataan kesejahteraan perlu dilakukan sehingga ketimpangan kondisi ekonomi bisa ditekan,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi.

Program pemberdayaan masyarakat yang sudah dilakukan Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Gandeng Gendong, lanjut Heroe, akan dilanjutkan pada 2020 termasuk terus melakukan pembenahan terhadap pasar tradisional sehingga bisa menjadi destinasi wisata menarik.

 

Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024