Yogyakarta (ANTARA) - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Pemerintah Kota Yogyakarta membentuk Forum Generasi Muda Jawara sebagai wadah berkomunikasi dan berdiskusi bagi remaja.
“Melalui forum ini, para remaja diharapkan bisa lebih mudah dan merasa nyaman saat menyampaikan ide, gagasan, atau bahkan keluhannya sehingga permasalahan yang mereka rasakan atau hadapi tidak semakin berlarut-larut,” kata Kepala Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Pemkot Yogyakarta Polana Setia Hati di Yogyakarta, Jumat (28/2).
Dia menjelaskan forum tersebut dibentuk karena generasi muda yang berusia remaja juga masih membutuhkan banyak perhatian dari orang tua serta lingkungan sekitar mereka.
Oleh karena itu, lanjut dia, keberadaan Forum Generasi Muda Jawara bisa menjadi jawaban agar suara atau masalah yang dihadapi para remaja tersebut bisa didengar sehingga tidak berkembang ke hal-hal negatif.
Sejumlah permasalahan yang kerap dialami remaja di antaranya pendidikan di sekolah atau tekanan dari orang tua yang cenderung memaksa anak.
Melalui forum tersebut, Pemerintah Kota Yogyakarta dapat melakukan deteksi sedini mungkin terkait dengan potensi munculnya kenakalan remaja, khususnya kejahatan di jalanan, yang akhir-akhir ini masih menjadi keprihatinan bersama.
Dalam setiap pertemuan di Forum Generasi Muda Jawara, juga dihadirkan psikolog untuk membantu remaja menghadapi masalah, bahkan dimungkinkan menggandeng kepolisian.
Saat ini, Forum Generasi Muda Jawara sudah berjalan di empat kelurahan, yaitu Baciro, Wirogunan, Kadipaten, dan Purwokinanti dengan peserta rata-rata di setiap forum mencapai 40 hingga 50 remaja.
Forum Generasi Muda Jawara memiliki arti generasi muda yang sehat jiwa dan raga, berwatak luhur dan raharja dengan harapan, para generasi muda tersebut mampu memberikan sumbangsih terbaik mereka untuk mendukung pembangunan Kota Yogyakarta sehingga tercipta masyarakat yang sejahtera.
“Kami pun melibatkan berbagai pihak seperti Satuan Tugas Siap Gerak Atasi Kekerasan (Sigrak), PKK, kelurahan, tokoh masyarakat, babinsa, dan Karang Taruna,” katanya.