Yogyakarta (ANTARA) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta masyarakat tetap menjaga kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak fisik merespons munculnya mutasi SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
"Saya belum tahu. Tetapi yang penting bagi saya bagaimana protokol kesehatan itu dijaga. Jadi itu sangat penting. Cuci tangan, pakai masker, jaga jarak, yang penting itu saja," kata Sultan di Grhatama Pustaka, Bantul, Senin (31/8).
"Apapun virus ini menjadi bermimikri jadi 16 atau apapun sebenarnya corona itu penyakit yang paling murah," kata Raja Keraton Yogyakarta ini lagi.
Menurut Sultan, penyakit COVID-19 tergolong penyakit yang murah karena untuk mencegahnya masyarakat cukup tinggal di rumah.
Hanya saja, menurut dia, banyak masyarakat yang tidak tahan untuk tetap tinggal di rumah sehingga akhirnya berpotensi terpapar.
"Sebenarnya corona itu penyakit yang paling murah, cukup tinggal di rumah, kan gitu to. Tapi untuk tinggal di rumah pada tidak tahan kan gitu jadi akhirnya jadi mahal," kata dia.
Oleh sebab itu, Sultan berharap protokol kesehatan betul-betul diterapkan. Meski demikian, bukan berarti masyarakat tidak boleh sama sekali beraktivitas seperti berdagang, membuka aktivitas pariwisata, serta perhotelan.
"Bukan berarti orang tidak boleh berdagang, boleh karena butuh makan, mau buka pariwisata boleh bagi saya tidak ada masalah, hotel buka boleh tapi bisa enggak menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Kalau tidak bisa ya saya tutup," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengatakan teridentifikasi ada strain virus corona penyebab COVID-19 yang lebih menular (infectious), D614G, di Indonesia sebagai hasil mutasi dari varian asli virus sebelumnya.
Strain mutasi virus SARS-CoV-2, D614G, juga sudah dideteksi di sejumlah negara lain termasuk Malaysia.
"Yang mungkin menjadi perhatian utama saat ini adalah pertanyaan apakah ada di antara virus-virus yang 'whole genom sequencing'-nya (pengurutan keseluruhan genom) sudah dilaporkan ke GISAID, apakah ada yang mengandung mutasi yang menunjukkan virus itu memiliki potensi bisa menular lebih cepat yaitu disebut D614G. Dapat kami sampaikan saat ini memang sudah diidentifikasi dan sudah dilaporkan," kata Amin dalam konferensi pers virtual LIPI Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture XX, Jakarta, Jumat (28/30).
Berita Lainnya
Sebanyak 10,98 juta warga Indonesia dapatkan vaksin COVID-19 dosis lengkap
Kamis, 3 Juni 2021 19:14 Wib
Balitbangtan melakukan ekspose uji lanjutan eucalyptus pada virus SARS-COV-2
Rabu, 5 Mei 2021 23:46 Wib
939.184 orang pasien positif COVID-19 sembuh
Sabtu, 6 Februari 2021 17:10 Wib
Mutasi virus corona terdeteksi di sejumlah daerah Indonesia
Rabu, 2 September 2020 23:52 Wib
Tim UGM sebut mutasi D614G masih bisa diatasi dengan vaksin COVID-19
Rabu, 2 September 2020 22:26 Wib
Menristek sebut belum ada bukti SARS-CoV-2 dengan mutasi D614G lebih ganas
Rabu, 2 September 2020 16:04 Wib
UGM menemukan mutasi SARS-CoV-2 di Yogyakarta dan Jawa Tengah
Selasa, 1 September 2020 19:51 Wib
Maradona mengharapkan bantuan Tuhan untuk hentikan pandemi corona
Rabu, 29 April 2020 12:33 Wib