Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memantau keluar masuk hewan ternak guna mencegah penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) terutama sapi yang semakin meluas menyusul peningkatan jumlah kematian sapi akibat penyakit itu.
"Ya tentu keluar masuk ternak terus dipantau oleh teman-teman dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), jadi ada pantauan keluar masuk hewan," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Bantul Agus Budiraharja di Bantul, Minggu.
Menurut dia, pasar-pasar hewan di wilayah Bantul juga sudah dilakukan penutupan sementara agar tidak ada aktivitas transaksi ternak atau mobilisasi hewan ternak sampai situasi dan kondisi kembali terkendali.
"Pasar hewan kita lokalisir untuk tidak dilakukan transaksi, dan kalau pasarnya sudah tutup kan sebetulnya tidak ada lagi mobilisasi ke tempat kita, karena mereka mau ke mana kalau pasarnya ditutup," katanya.
Selain memantau mobilisasi hewan ternak di Bantul, yang terus dilakukan petugas kesehatan hewan adalah mengidentifikasi sejak dini terhadap sapi-sapi yang mungkin ada gejala terjangkit PMK agar bisa segera diobati atau diperlakukan secara khusus.
"Tapi yang paling penting ada identifikasi sedini mungkin gejala-gejala PMK pada ternak serta upaya-upaya mereka selalu melakukan sosialisasi, semua tim turun melakukan sosialisasi kepada kelompok kelompok peternak," katanya.
Terkait dengan vaksin, Sekda mengatakan, dari DKPP Bantul juga sudah melakukan vaksinasi terhadap sapi-sapi milik peternak dengan menggunakan vaksin yang sebelumnya telah dialokasikan pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian.
"Sudah dilaporkan ke kami, sudah melakukan vaksin, ada stok vaksin sekian, tentu kalau perlu bantuan vaksin dari pusat kita harus mengupayakan, supaya segera mengirimkan permintaan vaksin ke pusat, dan kalau diperlukan biaya untuk operasional kita siap dukung," katanya.
Berdasarkan laporan dari DKPP Bantul, per 8 Januari 2025 sapi yang sakit akibat PMK mencapai 249 ekor, kemudian harus potong paksa dua ekor sapi, sedangkan sapi yang mati sebanyak 32 ekor. Untuk lokasi sebarannya ada di 12 kecamatan dan 29 kelurahan.