Pakar: UMKM harus membangun komitmen untuk go ekspor

id Webinar ekspor

Pakar: UMKM harus membangun komitmen untuk go ekspor

Tangkapan layar Headmaster and Export Expert of Sekolah Ekspor Handito Joewono dalam Webinar UMKM go Ekspor wilayah Yogyakarta dalam rangka Syukuran HUT ke-75 BNI (Persero), Kamis.  (ANTARA/Hery Sidik)

Yogyakarta (ANTARA) - Pakar ekonomi Handito Joewono mengatakan bahwa untuk menjadi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang dapat memasarkan produk ke pasar internasional atau go ekspor harus dimulai dari diri sendiri untuk membangun komitmen.

"Ekspor itu dimulai dari diri sendiri, maka kita perlu membangun komitmen ekspor, dimulai dengan bagaimana melihat diri sendiri dulu," kata Headmaster and Export Expert of Sekolah Ekspor itu dalam Webinar UMKM Go Ekspor wilayah Yogyakarta dalam rangka Syukuran HUT ke-75 BNI (Persero), Kamis. 

Selain bagaimana melihat diri sendiri untuk dapat ekspor, kata dia, juga melihat produknya, dan kemudian melakukan identifikasi peluang yang ada bagi produk ekspor yang perlu dipasarkan.

"Termasuk yang dilihat adalah produknya, jadi potretlah diri sendiri, risetlah diri sendiri, aku punya apa sih, tetapi lihatlah secara objektif, jangan lihat kekurangannya, karena kalau kita lihat kekurangan tidak akan selesai, kita tidak mau dan tidak berani ekspor," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, perlunya melihat kelebihan diri sendiri melalui produk yang dihasilkan tersebut, sehingga pada akhirnya akan mempunyai rasa percaya diri.

"Itu membuat kita jadi objektif, riset persiapan ekspor juga penting agar membuat kita paham bagaimana ekspor itu. Dan kalau kita punya produk bagus bagaimana kita perbaiki terus," katanya.

Handito mengatakan, saat ini untuk melihat gambaran produk ekspor juga telah tersedia di berbagai platform digital marketplace, yang mana di situ setiap pelaku usaha dapat membandingkan produk dirinya dengan produk orang lain.

"Tetapi kalau orang lain meniru, kita tidak harus ikut meniru, karena kalau kita meniru produk yang sudah gede-gede, nanti akan terbentur dengan persaingan harga, dan bisa jadi kalau persaingan harga akan membuat kita jadi ciut nyali," katanya.

Dengan demikian, kata dia, dalam riset tersebut juga harus menyiapkan diri para pelaku usaha sendiri dan bagaimana membangun komitmen untuk ekspor, tentunya dengan tidak menjual produk terlalu mahal karena berpotensi tidak laku.

"Tetapi jangan terlalu memaksakan diri menjual produk yang lebih murah dari orang lain, karena bisa jadi dia mengerjakan (produk lebih murah) itu sudah lama, jadi efisien sudah tercapai, kalau kita baru mulai melihat begitu jelas tidak sampai," katanya.

Dia juga mengatakan, untuk menjadi UMKM go ekspor tidak harus bersaing dengan perusahaan eksportir besar dalam mencari pasar ekspor, melainkan mencari pasar tertentu atau pasar terbatas yang tidak diurusi perusahaan-perusahaan besar.

"Sekarang kita lihat negara ekspor terbesar itu China, seluruh dunia masuk, tapi apakah semua masuk di pasar yang sama, ada pasar di kelompok-kelompok tertentu yang kurang terurus, karena perusahaan gede sudah kewalahan, pasar yang menurut mereka kecil, dan buat kita gede ini peluang," katanya.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024