Yogyakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta (BPS DIY) merilis nilai ekspor barang asal DIY mencapai 48,81 juta dolar Amerika Serikat (AS) pada Oktober 2024 atau naik 5,70 persen dibanding September 2024 sebesar 46,18 juta dolar AS.
"Tiga besar komoditas utama ekspor dari DIY Oktober 2024 adalah pakaian jadi bukan rajutan mencapai 17,17 juta dolar AS, barang-barang dari kulit 6,97 juta dolar AS, dan perabot, penerangan rumah 5,57 juta dolar AS," kata Kepala BPS DIY Herum Fajarwati di Yogyakarta, Senin.
Herum menuturkan, tujuan negara ekspor terbesar DIY adalah Amerika Serikat dengan nilai mencapai 25,21 juta dolar AS, disusul Jerman sebesar 3,75 juta dolar AS dan Australia sebesar 3,09 juta dolar AS.
"Khusus ASEAN, tiga besar negara tujuan ekspor adalah Singapura 0,37 juta dolar AS, Malaysia sebesar 0,17 juta dolar AS, dan Thailand sebesar 0,10 juta dolar AS," kata Herum.
Menurut dia, pakaian jadi bukan rajutan merupakan komoditas ekspor DIY yang mengalami kenaikan terbesar pada Oktober 2024 dibanding September 2024 mencapai 5,97 juta dolar AS. Sebaliknya, penurunan terbesar adalah barang-barang rajutan sebesar 3,26 juta dolar AS.
Sementara itu, Herum menjelaskan nilai impor DIY pada Oktober 2024 mengalami penurunan dibanding September 2024 sebesar 9,19 persen mencapai 15,31 juta dolar AS.
Pada periode Januari sampai Oktober 2024, tiga negara pemasok terbesar adalah Tiongkok dengan kontribusi 41,87 persen, Hongkong sebesar 17,37 persen, dan Amerika Serikat sebesar 12,41 persen.
"Menurut komoditasnya, share golongan barang terbesar yang diimpor pada Oktober 2024 adalah kain rajutan 20,64 persen, filamen buatan 12,74 persen dan kain tenunan khusus 9,21 persen," ujar Herum.