Yogyakarta (ANTARA) - Pimpinan Pusat Muhammadiyah mendorong dilaksanakannya pembelajaran tatap muka terbatas pada lembaga pendidikan di masa pandemi COVID-19 dengan tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan sesuai arahan pemerintah.
"Muhammadiyah dan juga pemerintah, Kemendikbud itu tentu kalau pembelajaran tatap muka itu tetap dalam prokes," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir ditemui usai menerima kunjungan Presiden Joko Widodo di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta, Jumat.
Haedar mengatakan, pada masa pandemi COVID-19 ini, sektor pendidikan juga harus memulai adaptasi dengan sistem pembelajaran tatap muka di sekolah yang terukur, dan aman baik bagi peserta didik, tenaga pendidik.
"Kita juga akan belajar optimis dalam bahasa Muhammadiyah, kita hadapi COVID-19 ini bersama-sama, prokes harus disiplin tetapi mulai ada adaptasi untuk kegiatan-kegiatan belajar yang terukur, yang seksama, tidak sembarangan," katanya.
Apalagi, kata Haedar, pemerintah sendiri masih memberlakukan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 3 dan juga Level 4 pada sebagian daerah, oleh karena itu semua kegiatan pembelajaran harus dilakukan dengan seksama.
"Dan Alhamdulillah dalam tempo satu bulan ini ada penurunan yang signifikan, itu karena kebijakan pemerintah sudah signifikan, masyarakat sudah disiplin. Poin pentingnya apa, pandemi ini persoalan bersama, maka harus kita hadapi bersama," katanya.
Sementara itu, cendekiawan muslim yang juga mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif mengatakan, pembelajaran tatap muka di sekolah dapat dilaksanakan pada masa pandemi COVID-19, asalkan dengan menerapkan protokol kesehatan ketat baik oleh orang tua dan guru.
"Karena yang selama ini dengan online kan susah, saya rasa asal prokesnya diperketat boleh saja (belajar tatap muka), karena murid dengan online dengan daring itu tidak puas belajarnya," katanya.
Namun demikian, kata Buya, bila dilakukan pembelajaran tatap muka di sekolah juga harus mendapat izin dari orang tua, dan untuk lembaga pendidikan juga harus mempersiapkan segala sesuatu yang mendukung penerapan protokol kesehatan.
Berita Lainnya
Muhammadiyah "launching" buku "Jalan Baru Moderasi Beragama"
Selasa, 5 Maret 2024 6:30 Wib
Haedar Nashir minta tak perlu diributkan perbedaan mulai puasa
Minggu, 21 Januari 2024 6:35 Wib
Haedar Nashir: Pengumuman awal Ramadhan jangan jadi polemik
Sabtu, 20 Januari 2024 20:17 Wib
Ketum PP Muhammadiyah berharap debat capres mencerdaskan bangsa
Minggu, 7 Januari 2024 11:53 Wib
Ganjar-Mahfud tak tebar janji kampanye, pinta Haedar
Kamis, 23 November 2023 12:50 Wib
Haedar sebut capres-cawapres harus punya komitmen penyelamatan lingkungan
Jumat, 17 November 2023 17:50 Wib
Kontestasi politik di Indonesia harus kedepankan nilai luhur
Sabtu, 4 November 2023 15:29 Wib
Ketum PP Muhammadiyah: Seni budaya dan olahraga bagian misi dakwah
Sabtu, 28 Oktober 2023 6:20 Wib