Yogyakarta (ANTARA) - "Business intelligence" merupakan kunci sukses bagi perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya di era revolusi industri 4.0, kata Ketua Program Studi Teknik Industri, Program Magister Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII) Winda Nur Cahyo.
"Hal tersebut dipengaruhi kemampuan pemanfaatan big data," katanya pada webinar "Peran Business Intelligence Dalam Pemasaran Digital" yang diselenggarakan MTI FTI UII Yogyakarta, Sabtu (25/9).
Menurut dia, industri 4.0 berbasis data, tetapi hingga kini masih banyak perusahaan di Indonesia belum terlalu peduli terhadap pentingnya data. Data masih tersebar di mana-mana dan tidak dikumpulkan, padahal database sangat menentukan arah kemajuan perusahaan ke depan.
"Magister Teknik Industri memiliki konsen secara akademik, mendorong perusahaan maupun pelaku UMKM, bersama peneliti, dosen, dan mahasiswa untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah, salah satunya memanfaatkan Drone Emprit Academic (DEA) UII, dapat berkolaborasi dengan MTI FTI UII," kata Winda.
Dosen MTI UII Ismail Fahmi mengatakan analisis percakapan di media sosial (medsos) dapat dijadikan kunci sukses perusahaan, lembaga serta organisasi sosial dan politik di era revolusi industri 4.0. Analisis tersebut membuat pola pemikiran manusia berubah cenderung mempermudah sesuatu.
"Business intelligence merupakan salah satu kemampuan menganalisis dan memanfaatkan data besar (big data) di media sosial dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan sikap dan kebijakan mencapai kesuksesan," katanya.
"Business intelligence" juga sebagai akselerasi transformasi proses bisnis bagi perusahaan dengan memanfaatkan big data media sosial. Big data untuk memudahkan menentukan sikap mengambil kebijakan bisnis meningkatkan modal dan produksi serta kebijakan suatu organisasi dan lembaga dalam menyukseskan suatu program kerja.
Melalui big data, menurut dia, dapat diketahui produk apa saja yang sedang laris dan tidak laku. Orang juga dapat mengetahui hal-hal apa saja yang sedang menjadi perhatian atau percakapan masyarakat.
"Mengetahui informasi tersebut dapat membantu menentukan arah hal-hal apa saja yang harus dilakukan dan tidak dilakukan untuk meraih kesuksesan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai," kata Ismail.
Founder & Direktur PT Dekor Asia Jayakarya Bambang Wijaya mengatakan "business intelligence" dalam pemasaran digital adalah sebuah proses bisnis yang memanfaatkan teknologi khusus agar dapat menganalisa data dan menyajikan data tersebut sebagai bentuk informasi yang mudah dipahami untuk keperluan bisnis.
"Data-data yang dihasilkan akan sangat akurat sehingga Anda bisa mengambil keputusan bisnis yang lebih baik. Untuk contoh 'business intelligence' saat ini tentunya sudah memanfaatkan basis teknologi yang modern, yaitu pemanfaatan teknologi berbasis website, media sosial, marketplace, fairtrade," kata Bambang.
Berita Lainnya
Bisnis sehat dan sustain, kunci pertumbuhan laba BSI capai 21,60 persen
Selasa, 29 Oktober 2024 20:44 Wib
7 alasan utama membangun bisnis apotek dari Organisasi Kesehatan PAFI
Sabtu, 26 Oktober 2024 12:26 Wib
Masuki usia ke-9, Ninja Xpress perkuat komitmen bisnis di Yogyakarta dengan semangat Rekalibrasi
Kamis, 24 Oktober 2024 23:00 Wib
Menperin sebut RI membawa kesepakatan bisnis 10 juta dolar AS dari MWO Jepang
Jumat, 11 Oktober 2024 21:00 Wib
Kemenkop UKM: Bisnis UMKM masih memuaskan di tengah deflasi
Jumat, 11 Oktober 2024 13:56 Wib
BNN ungkap satu keluarga terjerat kasus pabrik narkoba di Serang
Jumat, 4 Oktober 2024 6:05 Wib
Nose berkomitmen berbagi strategi bisnis terkini dengan beautypreneur
Minggu, 15 September 2024 2:29 Wib
Presiden Jokowi beberkan IAF 2024 catat kesepakatan bisnis 3,5 miliar dolar AS
Senin, 2 September 2024 14:59 Wib