Kampung Rejowinangun Yogyakarta masuk 50 Desa Wisata Terbaik Indonesia
Yogyakarta (ANTARA) - Kampung Wisata Rejowinangun Yogyakarta masuk dalam daftar 50 Desa Wisata Terbaik di Indonesia dan diharapkan dapat menjadi simbol kebangkitan ekonomi nasional di masa pandemi COVID-19.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno pun secara khusus berkunjung ke Kampung Wisata Rejowinangun, Jumat (8/10) untuk menyerahkan penghargaan sekaligus menikmati berbagai pesona yang ditawarkan.
“Selamat untuk Kampung Wisata Rejowinangun karena masuk dalam 50 desa wisata terbaik di Indonesia. Ada banyak hal yang bisa dinikmati di kampung wisata ini,” kata Sandiaga di sela kunjungan.
Ia pun berkeliling menikmati suguhan budaya, potensi agrowisata, bersepeda, hingga menjajal produk-produk kuliner dan herbal unggulan kampung wisata tersebut seperti aneka keripik dan jamu.
“Di kampung wisata ini juga ada Monalisa. Ini bukan sekadar nama perempuan, tetapi program jalur sepeda wisata. Sambil bersepeda menikmati pesona Yogyakarta,” katanya.
Selain piagam penghargaan sebagai 50 Desa Wisata Terbaik, Kampung Wisata Rejowinangun juga mendapat berbagai fasilitas penunjang seperti akses internet gratis selama satu tahun hingga paket CHSE.
Sementara itu, Ketua Kelompok Sadar Wisata Rejowinangun Dodik Rahmanto mengatakan, kampung wisata tersebut dikembangkan berdasarkan lima klaster sesuai potensi yang ada di wilayah yaitu klaster budaya, kerajinan, agro, kuliner, dan herbal.
“Kami mengutamakan pemberdayaan masyarakat untuk menggerakkan kampung wisata ini,” katanya yang menyebut Kampung Wisata Rejowinangun sudah dirintis sejak 2010 dan dua tahun kemudian terbentuk secara resmi.
Wisatawan yang datang berkunjung akan memperoleh pengalaman langsung berbasis edukasi, di antaranya pembuatan jamu, membuat batik, hingga menanam sayuran.
Kampung Wisata Rejowinangun bahkan sudah memegang rekor MURI sebagai pembuat keripik dengan jenis terbanyak, yaitu ada 272 daun yang diolah menjadi keripik seperti bayam, kenikir, anggur, hingga pare.
Sebelum pandemi COVID-19, Kampung Wisata Rejowinangun banyak menerima tamu dari berbagai daerah bahkan dari Pulau Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi. “Banyak yang melakukan studi banding. Tetapi tamu jauh berkurang saat pandemi,” katanya.
Meski sudah masuk sebagai desa wisata terbaik, namun Dodik mengatakan, akan terus melakukan pengembangan di antaranya untuk sektor kerajinan, pengembangan agrowisata, hingga meningkatkan kualitas produk jamu.
“Kami akan upayakan agar jamu produksi kampung wisata ini bisa memperoleh nomor BPOM. Tetapi kualitas jamu tanpa pengawet tetap harus dipertahankan,” katanya.
Sedangkan Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, prestasi Kampung Wisata Rejowinangun tersebut menjadi kado ulang tahun ke-265 Kota Yogyakarta.
“Untuk mengembangkan kampung wisata dibutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak. Hotel membawa tamunya untuk datang ke kampung wisata dan juga pihak ketiga untuk terus melakukan promosi wisata,” katanya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno pun secara khusus berkunjung ke Kampung Wisata Rejowinangun, Jumat (8/10) untuk menyerahkan penghargaan sekaligus menikmati berbagai pesona yang ditawarkan.
“Selamat untuk Kampung Wisata Rejowinangun karena masuk dalam 50 desa wisata terbaik di Indonesia. Ada banyak hal yang bisa dinikmati di kampung wisata ini,” kata Sandiaga di sela kunjungan.
Ia pun berkeliling menikmati suguhan budaya, potensi agrowisata, bersepeda, hingga menjajal produk-produk kuliner dan herbal unggulan kampung wisata tersebut seperti aneka keripik dan jamu.
“Di kampung wisata ini juga ada Monalisa. Ini bukan sekadar nama perempuan, tetapi program jalur sepeda wisata. Sambil bersepeda menikmati pesona Yogyakarta,” katanya.
Selain piagam penghargaan sebagai 50 Desa Wisata Terbaik, Kampung Wisata Rejowinangun juga mendapat berbagai fasilitas penunjang seperti akses internet gratis selama satu tahun hingga paket CHSE.
Sementara itu, Ketua Kelompok Sadar Wisata Rejowinangun Dodik Rahmanto mengatakan, kampung wisata tersebut dikembangkan berdasarkan lima klaster sesuai potensi yang ada di wilayah yaitu klaster budaya, kerajinan, agro, kuliner, dan herbal.
“Kami mengutamakan pemberdayaan masyarakat untuk menggerakkan kampung wisata ini,” katanya yang menyebut Kampung Wisata Rejowinangun sudah dirintis sejak 2010 dan dua tahun kemudian terbentuk secara resmi.
Wisatawan yang datang berkunjung akan memperoleh pengalaman langsung berbasis edukasi, di antaranya pembuatan jamu, membuat batik, hingga menanam sayuran.
Kampung Wisata Rejowinangun bahkan sudah memegang rekor MURI sebagai pembuat keripik dengan jenis terbanyak, yaitu ada 272 daun yang diolah menjadi keripik seperti bayam, kenikir, anggur, hingga pare.
Sebelum pandemi COVID-19, Kampung Wisata Rejowinangun banyak menerima tamu dari berbagai daerah bahkan dari Pulau Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi. “Banyak yang melakukan studi banding. Tetapi tamu jauh berkurang saat pandemi,” katanya.
Meski sudah masuk sebagai desa wisata terbaik, namun Dodik mengatakan, akan terus melakukan pengembangan di antaranya untuk sektor kerajinan, pengembangan agrowisata, hingga meningkatkan kualitas produk jamu.
“Kami akan upayakan agar jamu produksi kampung wisata ini bisa memperoleh nomor BPOM. Tetapi kualitas jamu tanpa pengawet tetap harus dipertahankan,” katanya.
Sedangkan Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, prestasi Kampung Wisata Rejowinangun tersebut menjadi kado ulang tahun ke-265 Kota Yogyakarta.
“Untuk mengembangkan kampung wisata dibutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak. Hotel membawa tamunya untuk datang ke kampung wisata dan juga pihak ketiga untuk terus melakukan promosi wisata,” katanya.