Kepala BPIP bekali wawasan Pancasila untuk Bintara Polda Papua Barat

id Kepala BPIP

Kepala BPIP bekali wawasan Pancasila untuk Bintara Polda Papua Barat

Kepala BPIP Yudian Wahyudi dalam sambutan acara Pembinaan dan Pelatihan Bintara Remaja Polda Papua Barat Angkatan XCVI Tahun 2022 di Mapolda Papua Barat, Senin (24/1/2022) (Foto Antara/HO/Humas UIN Yogyakarta)

Yogyakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia Prof. Yudian Wahyudi membekali wawasan Pancasila kepada para Bintara Remaja Kepolisian Daerah (Polda) Papua Barat.

Kepala BPIP dalam sambutan pada acara Pembinaan dan Pelatihan Bintara Remaja Polda Papua Barat Angkatan XCVI Tahun 2022 di Mapolda Papua Barat, Senin, mengatakan bahwa penguatan nilai-nilai Pancasila dapat menjadi bekal Bintara Polri ketika menjalankan tugasnya.

"Kegiatan penguatan nilai-nilai Pancasila sebagai kegiatan yang tidak terpisahkan dalam aktivitas pendidikan Bintara Polri dapat menjadi bekal untuk mengayomi dan melindungi keluarga, masyarakat, dan bangsa Indonesia," kata Yudian dalam keterangan tertulis BPIP.

Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang pernah menjadi pengajar di Harvard Law School tersebut mengatakan, bahwa Pancasila tidak hanya sekedar konsepsi ideologi semata, tetapi juga merupakan pedoman praktis dalam bertindak.

Hal ini sesuai dengan apa yang pernah disebut Presiden Pertama RI Soekarno bahwa Pancasila dapat menjadi pedoman praktis dalam "menunggang angin pusar".

"Kemampuan Pancasila dalam menjawab perubahan dan tantangan sosial ini membuat kita harus berbangga atas kelebihan Pancasila sebagai penawar terhadap beragam krisis-sosial politik di masa lalu," kata Yudian.

Dia mengatakan, kemampuan Pancasila dalam "menunggang angin pusar" juga masih dirasakan hingga saat ini. Seperti pada masa pandemi COVID-19, masyarakat Indonesia sebagai insan Pancasilais tetap mengedepankan semangat kerja sama, gotong royong, dan bahu membahu dalam memitigasi pandemi COVID-19.

Hal ini menunjukkan bahwa Pancasila yang juga sebagai falsafah bangsa dapat menjadi sumber inspirasi dalam menghadapi berbagai tantangan yang baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

"Karena itu, Pancasila dengan nilai-nilai luhur yang digali dari tradisi bangsa merupakan warisan dan karya yang berharga," katanya.

Menurut dia, warisan dan karya yang berbasis kearifan lokal ini harus diwariskan kepada generasi penerus bangsa termasuk Bintara Polri. Pancasila yang diaktualisasikan pada Bintara Polri dapat membangun sikap mental sebagai pengayom masyarakat.

Dengan sikap mental seperti integritas, etos kerja, dan gotong royong, anggota Polri nantinya dapat memiliki kepekaan sosial, rasa toleransi, empati, dan simpati yang tinggi.

"Melalui pengaktualisasian inilah dunia akan tahu bahwa Pancasila benar-benar menjadi identitas bangsa Indonesia yang tidak pernah tergantikan," kata Yudian.

Kepala BPIP mengatakan bahwa Sekolah Polisi Negara (SPN) memiliki peran besar dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila. Kapolda Papua Barat, Irjen Tornagogo Sihombing juga mengatakan hal yang sama.

"Kita berharap para Bintara Remaja ini dapat menjadi pioner dalam menanamkan nilai-nilai luhur tanah air dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai aparat Kepolisian Negara Republik Indonesia," kata Sihombing.

Kepala BPIP berharap penguatan pendidikan dan penanaman nilai-nilai Pancasila tidak berhenti pada level pendidikan dasar kepolisian saja. Namun dapat diterapkan secara berjenjang seperti dalam proses-proses pendidikan untuk kenaikan jabatan.

"Hal ini dapat membuat Pancasila menyatu dalam tubuh Polri, sehingga Polri dapat menjadi agen sosialisasi Pancasila kepada masyarakat," katanya.