BPIP sosialisasi pengamalan nilai Pancasila kepada mahasiswa UGM

id BPIP ,Sosialisasi nilai nilai Pancasila ,Pancasila sebagai ideologi bangsa

BPIP sosialisasi pengamalan nilai Pancasila kepada mahasiswa UGM

Kepala BPIP Prof. Yudian Wahyudi berfoto bersama akademisi UGM di sela sosialisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Senin (28/8/2023). ANTARA/HO-Humas BPIP

Yogyakarta (ANTARA) - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyosialisasikan Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia melalui wicara dan pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam praktik kehidupan sehari-hari kepada mahasiswa Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

"Idealnya nilai-nilai Pancasila dapat menjadi pegangan hidup seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karenanya, BPIP terus melakukan sosialisasi pengamalan nilai-nilai Pancasila," kata Deputi Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP Prakoso dalam keterangannya di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, keberhasilan sosialisasi nilai-nilai Pancasila yang terlihat dari kekuatan seluruh masyarakat Indonesia dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila akan berimbas pada sumber daya manusia yang semakin kompetitif.

Selain itu, daya saing di tingkat global juga terus naik, bahkan saat ini daya saing Indonesia sudah meningkat 10 digit dan menjadi salah satu dari 20 negara kekuatan ekonomi dunia.

"Dengan kesadaran nasional untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari hari akan berimbas pada pencapaian visi Indonesia Emas menjadi lima negara kekuatan dunia," katanya.

Sementara itu, Kepala BPIP Prof. Yudian Wahyudi dalam presentasinya pada acara sosialisasi yang berlangsung Senin (28/8) itu mengajak seluruh peserta sosialisasi untuk bersyukur dan bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia karena Indonesia dapat merdeka dalam waktu singkat, tanpa teknologi militer dan tanpa adanya pertumpahan darah.

"Proklamasi berhasil membebaskan dan mempersatukan kembali rakyat Indonesia. Sementara banyak negara-negara di dunia dalam proses meraih kemerdekaan hanya melawan rajanya sendiri dan bahkan hanya pemberian oleh penjajahnya," katanya.

Salah satu bukti konkret kekuatan Indonesia tanpa teknologi militer adalah retorika Bung Karno pada 30 September 1960 di Forum Internasional PBB, yang menyampaikan kekuatan Pancasila dapat menjadi solusi untuk perdamaian dan persatuan di muka bumi.

Bahkan belum lama ini Indonesia juga dapat menunjukkan kehebatan Pancasila di mata dunia karena dengan budaya gotong royong sebagai salah satu pengamalan nilai-nilai Pancasila, Indonesia berhasil melawan perang dunia ketiga, yaitu pandemi COVID-19.

"Ini juga bukti bahwa Indonesia adalah negara yang sukses mengendalikan virus yang berbahaya ini. Kehebatan negara Indonesia adalah negara nasional yang demokratis, yang merupakan nikmat dari Tuhan, dan sekaligus menjadi kekuatan terbesar bangsa," katanya.

Dekan Fisipol UGM Wawan Mas'udi mengatakan bahwa sosialisasi Pancasila sudah menjadi agenda nasional dan UGM memiliki tanggung jawab kebangsaan untuk turut serta melakukan agenda sosialisasi Pancasila secara berkesinambungan.

Menurut dia, di kampus UGM, sosialisasi nilai-nilai Pancasila memiliki tantangan tersendiri, yang dari waktu ke waktu terus berbeda. Untuk saat ini ada tiga disrupsi besar yang menjadi tantangan.

"Yaitu perubahan iklim yang menuntut pemikiran ekstra agar transisi energi tidak menjadikan kesenjangan sosial yang semakin lebar. Transformasi digital yang menuntut kehati-hatian karena ketidakmerataan akses teknologi digital bisa mengakibatkan lost generation. Terakhir, inklusi sosial yang menjadi esensi dari Pancasila," katanya.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024