Yogyakarta (ANTARA) - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia (BPIP RI) mengajak masyarakat untuk aktif berperan dalam pencegahan stunting, untuk keluarga dan lingkungan masing-masing dengan cara memperhatikan keseimbangan gizi pasangan muda, ibu hamil dan masa pertumbuhan balita sejak dalam kandungan.
"Jangan lupa mengupayakan makanan pemacu ASI (air susu ibu) untuk para ibu menyusui, agar dapat memberikan ASI eksklusif untuk bayinya sampai usia enam bulan," kata Sekretaris Utama BPIP RI Tonny Agung Arifianto dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Yogyakarta, Rabu.
Salah satu kegiatan BPIP dalam upaya mencegah dan menurunkan stunting adalah melalui kegiatan Kegiatan bertema Pancasila Dalam Tindakan-Gotong Royong Menurunkan Stunting, program tersebut salah satunya di gelar di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, beberapa hari lalu.
Menurut dia, kegiatan tersebut merupakan program prioritas nasional untuk menurunkan angka stunting, dengan memberikan sebanyak 250 paket bantuan berupa makanan sehat untuk remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan anak-anak.
"Diharapkan Indonesia bisa menekan angka stunting di 2024 hingga pada angka 14 persen, dari 21,6 persen di pertengahan tahun 2023. Akan lebih baik lagi jika bisa nol stunting, jika peran masyarakat terhadap keluarga dan lingkungannya berjalan optimal," katanya.
Sementara itu, Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi mengatakan, data statistik nasional menunjukkan, pada tahun 2014 tingkat stunting di Indonesia berada pada angka 37 persen, dan berhasil ditekan hingga mencapai angka 27,6 persen pada tahun 2019.
Kemudian angka stunting pada tahun 2020 dapat ditekan sebesar 0,75 persen menjadi sebesar 26,92 persen, hingga akhirnya berada pada angka 21,6 persen pada tahun 2022.
"Karena itu BPIP bergotong royong dengan pemangku kebijakan di berbagai daerah untuk menurunkan stunting seperti Banyuwangi Jawa Timur, Magelang Jawa Tengah, Yogyakarta dan beberapa daerah lainnya. Ini merupakan salah satu program prioritas nasional dari Presiden," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, stunting dapat berdampak pada kualitas sumber daya manusia, kondisi fisik dan berkurangnya kemampuan belajar serta terganggunya mental generasi penerus bangsa.
"Kegiatan bergotong-royong dalam rangka menurunkan angka stunting adalah wujud nyata pengamalan nilai-nilai sebagai upaya mewujudkan bangsa yang semakin maju, adil, dan sejahtera," kata Yudian.
Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP RI Prakoso mengatakan, Pemerintah Indonesia mempunyai program penurunan stunting yang diperuntukkan untuk 500 lebih kabupaten/kota dan kurang lebih 278 juta warga Indonesia.
"Demi suksesnya program ini kami berharap kerja sama yang baik dinas instansi terkait. Misal, dari Kementerian Agama, KUA berperan untuk menginformasikan pentingnya pencegahan stunting kepada para calon pasangan suami isteri," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPIP ajak masyarakat aktif berperan pencegahan stunting