121 finalis ikuti UNESCO Youth Creative Camp

id unesco

121 finalis ikuti UNESCO Youth Creative Camp

Finalis UNESCO WH50 Competition-Creative Product. (ANTARA/HO-UJCI)

Yogyakarta (ANTARA) - Sebanyak 121 finalis UNESCO WH50 Competition-Creative Product berkumpul di Borobudur, Magelang, dan Yogyakarta, pada tanggal 1-3 September 2022, untuk mengikuti UNESCO Youth Creative Camp, di mana mereka bertemu dengan para konservator Situs Warisan Dunia, pakar desain produk dan pengembangan bisnis kreatif serta mengikuti acara kunjungan ke ruang-ruang seni.

Siaran pers yang diterima di Yogyakarta, Senin, menyebutkan sebanyak 121 peserta, di antaranya 61 persen adalah perempuan dan 7 penyandang disabilitas, terpilih menjadi finalis setelah mengikuti rangkaian lokakarya teknis dan pembinaan sampai pada tahap final pemilihan 15 produk paling inovatif.

Tahun ini, UNESCO Jakarta menjadi tuan rumah UNESCO WH50 Competition-Creative Product yang diadakan selama Juli-September 2022 untuk merayakan peringatan 50 tahun Konvensi Warisan Dunia.

Kompetisi ini mengundang wirausaha muda kreatif dari seluruh Indonesia untuk menggagas dan menciptakan cenderamata unik yang terinspirasi oleh situs Warisan Dunia dan budaya lokal Nusantara. Momentum ini memberikan peluang yang sangat baik untuk memahami lebih dalam tentang nilai-nilai universal luar biasa yang dibangkitkan melalui Warisan Dunia.

Rangkaian acara Youth Creative Camp ini ditutup dengan acara penutupan sekaligus pengumuman pemenang kompetisi pada acara Awarding Night UNESCO Jakarta Youth Creative Camp di Hotel Burza Yogyakarta pada 3 September 2022.

Pemenang pertama diraih oleh kepada Jemi Nikolaus Rahangiar asal Semarang dengan produknya Fundanusa yaitu produk Tote Bag menarik yang diciptakan dengan memanfaatkan limbah perca dan dihiasi dengan gambar 3 Situs Warisan Dunia yaitu Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Subak Bali yang di gambar dengan teknik stencil.

Sedangkan di posisi kedua diperoleh oleh Dheni Nugroho dari Yogyakarta dengan produk Dompet Warisan, yang berupa dompet kecil penyimpan uang dan kartu dengan memakai material limbah kulit. Desain Dompet Warisan ini terinpirasi dari lanskap Warisan Dunia Kawasan Candi Borobudur dalam bentuk siluet.

Posisi ketiga diraih oleh Jessie Setiawati dari Semarang dengan produk Heritage Travel Journal, yaitu sebuah buku jurnal yang bisa direfilan bertujuan memperkenalkan cerita di balik Situs Warisan Dunia di Indonesia melalui halaman-halaman yang berisi konten informatif seperti sejarah situs, peta area, hingga nilai-nilai universal luar biasa yang menjadikan Warisan Dunia.

"Acara ini sangat menginspirasi, berkat mentor-juri yang sangat kompeten yaitu Eugenio Hendro, Mirza Aditya, dan Sally Kailola. Mereka memandu kami dalam proses pengembangan produk yang lengkap, termasuk desain, strategi pemasaran, dan kepedulian terhadap dampak lingkungan," kata Ameliya Rosita, Finalis WH50 Competition-yang berasal dari Jakarta.

Dalam kompetisi ini, Ameliya mengusung RemiKu yaitu adalah permainan kartu keluarga dengan konten edukatif tentang Hutan Hujan Sumatera, Taman Nasional Kerinci Seblat, dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

"Warisan Dunia adalah konsep yang lebih baik dipahami melalui pengalaman langsung. Dengan mempelajari dan memaknai nilai situs warisan melalui kompetisi, kreatif ini kami berharap para wirausaha muda Indonesia merasa lebih dekat dengan Situs Warisan Dunia," kata Moe Chiba, Kepala Unit Budaya UNESCO Jakarta-Tim Kita Muda Kreatif.

Puni Anjungsari, Country Head of Corporate Affairs Citi Indonesia, mengungkapkan Indonesia memiliki warisan budaya yang melimpah. Selain itu, jumlah generasi muda di Indonesia mencapai hampir seperempat dari total penduduk. Kami melihat hal tersebut sebagai peluang besar untuk mendukung pemerintah dalam menjaga kelestarian dan menggali potensi budaya Tanah Air.

Pada saat yang bersamaan juga memanfaatkan generasi muda untuk mengembangkan ekonomi kreatif dan menjadikan ekonomi kreatif sebagai salah satu mesin pertumbuhan ekonomi baru di masa depan.

"Tentunya, kami berharap dengan mendorong terciptanya peluang ekonomi kreatif bagi generasi muda dapat memberikan efek domino positif pada budaya dan perekenomian daerah serta menyentuh multisektoral (budaya, sosial, ekonomi, dan keuangan)," katanya.

Berdasarkan data dari Kemendikbud pada 2021, Indonesia memiliki lebih dari 1.200 warisan budaya tak benda, lebih dari 1.600 cagar budaya dan 439 museum. Selain itu, menurut data BPS, lebih dari 14,4 persen dari generasi muda di Indonesia masih masuk dalam kelompok pengangguran.

Kompetisi ini bertujuan mendukung pengembangan produk yang terkait dengan situs Warisan Dunia untuk peluang mata pencaharian lokal. Dengan dukungan dari negara Jepang dalam "Pembinaan dan Penguatan Sinergi antar-Jaringan Sains di Kawasan Asia Pasifik" dan Citi Foundation melalui program Kita Muda Kreatif, kesempatan ini menjadi ajang bagi para wirausaha muda untuk memberdayakan diri melalui kegiatan pengembangan bisnis dengan tujuan pelestarian budaya dan alam.