Kulon Progo membangun wisata mangrove setelah pemecah ombak selesai

id Pasir Kadilangu,Kulon Progo,Dispar Kulon Progo,wisata mangrove

Kulon Progo membangun wisata mangrove setelah pemecah ombak selesai

Objek wisata mangrove Pasir Kadilangu, Kabupaten Kulon Progo. (ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan mengembangkan kawasan wisata mangrove Pasir Kadilangu dan Pasir Mendit setelah pembangunan pemecah ombak penanganan banjir Kawasan Bandara Internasional di Sungai Bogowonto selesai dibangun.

Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo Joko Mursito di Kulon Progo, Kamis, mengatakan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak sedang membangun pemecah ombak di muara Sungai Bogowonto.

"Kami menunggu pembangunan pemecah ombak selesai," kata Joko Mursito.

Ia mengatakan sejauh ini, wisata mangrove masih berjalan. Gubernur DIY memerintahkan Dinas Kelautan dan Perikanan menanam ribuan batang mangrove.

Selanjutnya, kondisi bangunan-bangunan di objek wisata mangrove Pasir Kadilangu dan Pasir Mendit rusak. Kemudian, disusul pandemi COVID-19 pada 2020 yang menyebabkan kunjungan wisatawan turun drastis dan menyebabkan masalah baru. "Pengelolaan wisata menjadi tidak optimal," katanya.

Joko mengatakan persoalan lain yang menyebabkan kunjungan wisatawan di kawasan mangrove turun, yakni ada kawasan tambak udang yang masuk ke dalam, sehingga mengurangi spot untuk wisatai.

"Itu persoalan di lapangan. Kami sering berkomunikasi dengan pelaku wisata di sana. Di satu sisi, mangrove sangat seksi karena menjadi tema besar nasional dan internasional," katanya.

Selain itu, lanjut Joko, wisata mangrove ini sebagian besar adalah swadaya masyarakat, tapi kawasannya menjadi binaan Dispar. Dispar tetap memberikan peningkatan kapasitas pengelola mangrove mengikuti diklat.

"Namun, untuk meningkatkan daya tarik, kami harus koordinasi dengan petambak udang, dengan kelompok wanita tani hingga pengelola wisata," katanya.

Sementara itu, Dukuh Kadilangu, Desa Jangkaran, Risdianto mengatakan perkembangan wisata mangrove sejak pandemi COVID-19 masih sangat sepi. Jumlah kunjungan wisatawan ramai dan sedikit ada peningkatan jumlah pengunjung pada Sabtu dan Minggu.

Ia berharap Pemerintah Kulon Progo melalui Dinas Pariwisata ikut membantu dalam promosi wisata dan juga sarana dan prasarana untuk memperindah daya tarik pengunjung.

Saat ini, biaya perawatan dan pembangunan murni swadaya masyarakat dan hasil penjualan karcis.

"Ketika biaya pembangunan kami harapkan dari pemasukan karcis pengunjung, tapi dengan keadaan seperti seperti ini, untuk membayar karyawan saja harus mengencangkan ikat pinggang," katanya.

Untuk itu, ia berharap Pemkab Kulon Progo memberikan bantuan untuk pengembangan wisata mangrove Pasar Kadilangu.

"Dengan adanya Bandara Internasional Yogyakarta ini, kami berharap wisata mangrove menjadi salah satu tujuan kunjungan wisatawan di Kulon Progo," katanya.