Kesehatan reproduksi harus masuk kurikulum pendidikan

id Rini Handayani,pendidikan kesehatan reproduksi ,perkawinan anak,Mencegah perkawinan anak,KemenPPPA

Kesehatan reproduksi harus masuk kurikulum pendidikan

Plt Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Rini Handayani. (ANTARA/ Anita Permata Dewi)

Jakarta (ANTARA) - Plt Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA ) Rini Handayani menekankan pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi bagi anak untuk mencegah terjadinya perkawinan anak karena itu perlu masuk kurikulum.

"Pendidikan kesehatan reproduksi (kespro) sangat-sangat penting bagi anak. Mengapa terjadi perkawinan anak, karena edukasi kespro yang belum optimal bagi anak kita," kata Rini Handayani dalam acara bertajuk Peluncuran Laporan Studi Dispensasi Kawin, di Jakarta, Senin.

Menurut Rini Handayani, saat ini materi kesehatan reproduksi terdapat dalam mata pelajaran biologi, tidak ada mata pelajaran yang secara spesifik membahas hal tersebut.

"Sebenarnya sudah ada di kurikulum pendidikan tapi masuk ke dalam pelajaran biologi, jadi belum spesifik untuk pendidikan kespro ini," katanya.

Oleh karena itu, KemenPPPA mendorong pendidikan kesehatan reproduksi masuk ke dalam kurikulum pendidikan.

Terlebih menurutnya seorang anak menghabiskan 70 persen waktunya di sekolah.

"Anak itu adalah waktunya itu ada 30 persen di keluarga, 70 persen di sekolah, maka sekolah ramah anak dengan kurikulum pendidikan yang harus ramah anak terutama pendidikan kespro," kata Rini 


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: KemenPPPA minta kesehatan reproduksi masuk kurikulum
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024