New York (ANTARA) - Dolar melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) karena para pedagang khawatir kenaikan suku bunga Fed akan memberikan terlalu banyak tekanan pada ekonomi, namun mata uang AS naik terhadap rubel meskipun mundur dari level tertinggi 15 bulan di awal sesi.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, turun 0,21 persen menjadi 102,6936 pada akhir perdagangan.
Rubel Rusia melemah 0,90 persen versus greenback di 84,40 per dolar setelah mencapai level terlemah sejak Maret 2022.
Setelah terakhir terlihat pada Sabtu (24/6/2023) malam, pemimpin kelompok tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin, yang pemberontakan akhir pekannya tampaknya menimbulkan ancaman besar bagi pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin, mengatakan dia tidak pernah berniat untuk menggulingkan pemerintah.
Prigozhin tidak menyebutkan lokasinya atau kesepakatan yang meredakan pemberontakan.
"Kami mengalami eskalasi yang cepat dan de-eskalasi yang sama cepatnya dan itu menunjukkan kepada Anda bahwa ini adalah ancaman serius bagi Putin untuk menyetujui persyaratan untuk membuat kesepakatan dengan Prigozhin," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dolar AS melemah meski ada data ekonomi yang lebih baik
Berita Lainnya
Pemerintah komitmen bangun industri EV hijau di Indonesia
Jumat, 3 Mei 2024 17:25 Wib
AHY miliki puluhan target operasi berantas mafia tanah di Indonesia
Jumat, 3 Mei 2024 12:50 Wib
Dukung hilirisasi, penambahan saham pemerintah di Freeport
Jumat, 3 Mei 2024 11:19 Wib
Anjlok, harga emas Antam
Jumat, 3 Mei 2024 9:02 Wib
Chery rilis fitur Car Link O
Jumat, 3 Mei 2024 8:38 Wib
"Pilot plan" hidrogen di Indonesia diterapkan untuk truk dan bus
Jumat, 3 Mei 2024 5:30 Wib