Musik-tari tradisional Indonesia di Beijing bikin terpesona penonton
Beijing (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing bekerja sama dengan "Purnomo Yusgiantoro Center" (PYC) menampilkan pertunjukan musik dan tari tradisional asal Indonesia di konservatorium musik.
Pagelaran seni berjudul "The Beautiful Culture of Indonesia Goes To Beijing" tersebut berlangsung selama sekitar 1,5 jam di Central Conservatory of Music Opera Hall, Beijing pada Selasa (10/10) dan dinikmati oleh sekitar 460 penonton yang terdiri dari WNI, para duta besar negara sahabat serta masyarakat China maupun warga negara lain.
"Budaya dan seni Indonesia sangat kompleks dan unik sehingga tidak mungkin digambarkan dalam entitas tunggal," kata Duta Besar Indonesia untuk China dan Mongolia Djauhari Oratmangun saat menyampaikan sambutan di Central Conservatory of Music Opera Hall, Beijing pada Selasa.
Sedangkan Ketua PYC Filda C Yusgiantoro yang mendatangkan sekitar 61 musisi dan penari dari Indonesia untuk memeriahkan acara tersebut mengatakan pagelaran itu menyuguhkan musik dan tarian yang mewakili berbagai daerah di Nusantara.
"Pertunjukan malam ini akan menampilkan kekayaan budaya Indonesia mulai tarian dari Kalimantan Tengah, Papua dan daerah lain yang akan diiringi musik dari Sulawesi Utara yaitu kolintang karena seni memang dapat menyatukan orang yang berasal dari berbagai daerah dan bahasa," ungkap Filda.
Pertunjukan seni tersebut dimulai dari ensambel kolintang yang dimainkan anggota Persatuan Insan Kolintang Nasional (Pingkan) Indonesia dengan membawakan lagu nasional "Rayuan Pulau Kelapa", kemudian dilanjutkan penampilan tarian "Giring-giring"dari Kalimantan Tengah yang biasa dibawakan dalam upacara pernikahan untuk menyambut pengantin dan tamu.
Selanjutnya ensambel Pingkan kembali tampil membawakan lagu Mandarin Tian Mi Mi, disusul kelompok penari membawakan tarian Kijing Miring atau tari Lengger yang berasal dari Pulau Jawa, serta tari Gandrung asal dari Banyuwangi, sebagai bentuk ucapan syukur atas Dewi Sri yang membawa kemakmuran.
Masih ada tarian lain yang ditampilkan yaitu tari Sapin yang awalnya berasal dari Yaman dan populer di komunitas Melayu di Indonesia sehingga mendapat pengaruh budaya Persia dan Arab.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: KBRI Beijing suguhkan musik dan tari tradisional di konservatorium
Pagelaran seni berjudul "The Beautiful Culture of Indonesia Goes To Beijing" tersebut berlangsung selama sekitar 1,5 jam di Central Conservatory of Music Opera Hall, Beijing pada Selasa (10/10) dan dinikmati oleh sekitar 460 penonton yang terdiri dari WNI, para duta besar negara sahabat serta masyarakat China maupun warga negara lain.
"Budaya dan seni Indonesia sangat kompleks dan unik sehingga tidak mungkin digambarkan dalam entitas tunggal," kata Duta Besar Indonesia untuk China dan Mongolia Djauhari Oratmangun saat menyampaikan sambutan di Central Conservatory of Music Opera Hall, Beijing pada Selasa.
Sedangkan Ketua PYC Filda C Yusgiantoro yang mendatangkan sekitar 61 musisi dan penari dari Indonesia untuk memeriahkan acara tersebut mengatakan pagelaran itu menyuguhkan musik dan tarian yang mewakili berbagai daerah di Nusantara.
"Pertunjukan malam ini akan menampilkan kekayaan budaya Indonesia mulai tarian dari Kalimantan Tengah, Papua dan daerah lain yang akan diiringi musik dari Sulawesi Utara yaitu kolintang karena seni memang dapat menyatukan orang yang berasal dari berbagai daerah dan bahasa," ungkap Filda.
Pertunjukan seni tersebut dimulai dari ensambel kolintang yang dimainkan anggota Persatuan Insan Kolintang Nasional (Pingkan) Indonesia dengan membawakan lagu nasional "Rayuan Pulau Kelapa", kemudian dilanjutkan penampilan tarian "Giring-giring"dari Kalimantan Tengah yang biasa dibawakan dalam upacara pernikahan untuk menyambut pengantin dan tamu.
Selanjutnya ensambel Pingkan kembali tampil membawakan lagu Mandarin Tian Mi Mi, disusul kelompok penari membawakan tarian Kijing Miring atau tari Lengger yang berasal dari Pulau Jawa, serta tari Gandrung asal dari Banyuwangi, sebagai bentuk ucapan syukur atas Dewi Sri yang membawa kemakmuran.
Masih ada tarian lain yang ditampilkan yaitu tari Sapin yang awalnya berasal dari Yaman dan populer di komunitas Melayu di Indonesia sehingga mendapat pengaruh budaya Persia dan Arab.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: KBRI Beijing suguhkan musik dan tari tradisional di konservatorium