Yogyakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Pusat Halal Universitas Gadjah Mada (UGM) Nanung Danar Dono memastikan informasi yang beredar di media sosial terkait peredaran beras plastik adalah hoaks atau bohong.
Nanung dalam keterangan resmi UGM di Yogyakarta, Rabu, mengatakan manakala informasi itu benar maka saat beras dari plastik dikukus mustahil bisa mengembang atau berubah wujud menjadi nasi.
"Jika memang benar ada, maka saat dipanaskan ia hanya akan berubah menjadi beras plastik panas, bukan berubah menjadi nasi," ujar dia.
Dia menjelaskan polimer plastik saat dipanaskan atau dikukus hanya akan berubah menjadi plastik panas, bahkan jika terlalu panas akan mengkerut bukan malah mengembang.
Nanung menyampaikan jika ada orang yang membuat video menggenggam nasi lantas dibentuk bola padat lalu bisa memantul saat dilempar, maka hal itu bukan berarti mengindikasikan nasi tersebut terbuat dari plastik.
Baca juga: Pemkot Yogyakarta tidak menemukan beras plastik
Menurut dia, hal tersebut mengindikasikan bahwa nasi memiliki kandungan non-starch polysaccharides (NSP) atau karbohidrat non-patinya tinggi.
Hal serupa juga dapat terjadi terutama pada jenis beras yang memiliki kandungan amilopektin dan amilosa tinggi semacam beras ketan atau glutten rice atau stiky rice.
"Itulah sebabnya mengapa lemper itu saat digigit sangat liat berbeda dengan arem-arem yang terbuat dari beras biasa," kata dia.
Nanung menjelaskan industri nasi palsu, telur palsu, ikan (tempura) palsu, kobis palsu, sayur palsu sesungguhnya memang ada di Jepang dan di China.
Meski begitu, lanjut dia, produk-produk tersebut sebatas sebagai bahan displai menu masakan di depan restoran siap saji dan bukan untuk dikonsumsi.
Di Jepang, China atau Thailand banyak ditemui restoran yang memajang menu masakannya dengan produk-produk semacam itu.
"Sekali lagi, itu sekadar untuk contoh berbagai menu yang dijual, bukan untuk dikonsumsi pembelinya," kata dia.
Oleh karena itu, Nanung Danar Dono meminta netizen atau masyarakat di Indonesia membiasakan diri mencari klarifikasi kebenaran sebuah berita yang sedang viral di media sosial serta tidak terburu-buru menyebarkannya.
"Ini penting agar kita tidak membuat gaduh dan tidak ikut menyebarkan kebohongan ke publik (masyarakat). Mestinya pantang bagi kita membuat atau ikut-ikutan menyebarkan berita bohong di media sosial, atau dimana pun kita berada," kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pakar UGM pastikan informasi peredaran beras plastik itu hoaks
Berita Lainnya
Masyarakat Indonesia diedukasi bahaya sampah plastik
Senin, 22 April 2024 8:07 Wib
Sekolah di Indonesia perlu tingkatkan kesadaran manajemen plastik
Jumat, 19 April 2024 7:26 Wib
CooperVision-Plastic Bank kerja sama daur ulang plastik di Indonesia
Kamis, 18 April 2024 6:27 Wib
3.094 pemulung punya asuransi kesehatan gratis
Rabu, 6 Maret 2024 6:53 Wib
Kolaborasi APEC perkuat ekosistem bioplastik
Senin, 11 Desember 2023 7:19 Wib
NFA: Beras SPHP bukan beras plastik pascauji laboratorium
Kamis, 26 Oktober 2023 12:14 Wib
Mahasiswa UGM mengembangkan pengusir hama otomatis dari limbah plastik
Rabu, 18 Oktober 2023 21:37 Wib
Dosen bikin genteng tahan gempa limbah plastik
Minggu, 15 Oktober 2023 7:18 Wib