Singaraja (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika berpandangan dalam memaknai semangat Sumpah Pemuda, mahasiswa di Provinsi Bali harus menjadi agen perubahan ke arah yang lebih baik dan sekaligus bisa melakukan kontrol sosial.
"Semangat Sumpah Pemuda tetap harus diwarisi, tetapi tentu tidak sama persis dengan 95 tahun lalu saat sebelum Kemerdekaan Indonesia," kata Pastika saat menjadi narasumber dalam diskusi menyambut Sumpah Pemuda di Undiksha, Singaraja, Kabupaten Buleleng, Sabtu.
Diskusi bertajuk "95 Tahun Sumpah Pemuda: Peran Mahasiswa untuk Bangsa, Majukan Indonesia untuk Dunia" ini diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Mahasiswa (BEM-REMA) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha).
Diskusi yang diikuti puluhan mahasiswa Undiksha dan mahasiswa program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) itu menghadirkan narasumber anggota DPD RI Made Mangku Pastika dan akademisi Undiksha Prof Dr Dewa Gede Sudika Mangku.
Menurut Gubernur Bali periode 2008-2018 itu, dalam melaksanakan semangat Sumpah Pemuda haruslah kontekstual, sesuai dengan kondisi sekarang dan perkembangan yang akan datang.
"Perubahan ini luar biasa cepatnya. Para pemuda harus jadi agen perubahan ke arah lebih baik. Kritis, cerdas, berani, spontan, itulah ciri pemuda, apalagi mahasiswa," ujar Pastika.
Ia mengingatkan mahasiswa agar tidak apatis. Selain itu jangan hanya belajar untuk sekadar mengetahui fakta-fakta, tetapi yang lebih penting agar dapat melatih otak kita untuk berpikir kritis dan harus berani bertindak.
Pastika mengajak para mahasiswa untuk terus meningkatkan kapasitas dan potensi diri sehingga nantinya dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan bangsa dan negara.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Hubungan Masyarakat, dan Alumni Undiksha Prof Dr I Ketut Sudiana MKes yang membuka diskusi ini menyampaikan Sumpah Pemuda adalah salah satu tonggak dalam pergerakan menjadikan Indonesia Merdeka.