Pewarna alami, kiat menjaga-merawat kain tradisional

id Tenun, kain tradisional

Pewarna alami, kiat menjaga-merawat kain tradisional

Koleksi kain tenun dari Tobatenun di studio Tobatenun di Jakarta, Senin (23/10/2023) (ANTARA/Fitra Ashari)

Jakarta (ANTARA) -
Setiap pulau di Indonesia yang kaya akan budaya banyak yang menghasilkan kain-kain tradisional dan untuk proses pelestariannya diturunkan dari generasi ke generasi.

Seperti pada kebiasaan masyarakat suku Batak, yang sering menurunkan kain-kain tradisional ke setiap generasinya untuk digunakan dalam berbagai acara adat.

Hal itu diakui pendiri dan CEO Tobatenun Kerri na Basaria, di mana orang-orang suku Batak biasanya memiliki satu lemari penuh berisi kain-kain tradisional yang usianya sudah berpuluh-puluh tahun.

Ia pun memberikan saran dan tips untuk merawat kain tradisional agar tetap tahan lama dan warna tetap awet, terlebih jika kain tersebut menggunakan bahan alam.

"Tenun alam tidak bisa dicuci di mesin cuci, dan hanya dicuci dengan air dingin, biasanya pakai sampo atau sabun bisa," kata Kerri dalam konferensi pers Tobatenun di Jakarta, Senin.

Selain itu, jika ingin menggunakan detergen Kerri juga mengingatkan untuk tidak menggunakan detergen untuk cuci baju biasa, tapi bisa diganti menggunakan detergen berbahan organik.

Sedangkan untuk mengeringkan kain tenun yang memakai pewarnaan alam, sebaiknya tidak langsung terkena sinar matahari karena bisa memudarkan warna aslinya.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tips menjaga dan merawat kain tradisional dengan pewarna alami