"Ini merupakan bentuk kekayaan serta pelestarian budaya di Kota Bima ini," kata Sandiaga dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Selain sebagai upaya melestarikan kekayaan tradisi dan budaya khas Bima, Menparekraf juga mengapresiasi keberhasilan kain tenun ini yang mampu menembus pasar internasional seperti Eropa dan Singapura.
"Ini tentunya memberikan kesejahteraan untuk masyarakat. Karena ada sekitar 100 ibu yang terlibat dalam pembuatan kain-kain tenun ini," katanya.