Baca, kisah Guruh Soekarnoputra masa kecil dididik dekat rakyat

id Guruh Soekarnoputra,Presiden pertama RI,Anak Presiden Soekarno,Anri

Baca, kisah Guruh Soekarnoputra masa kecil dididik dekat rakyat

Tangkapan layar-Anak bungsu Presiden Pertama RI, Guruh Soekarnoputra, dalam diskusi sejarah lisan sebagai sumber sejarah dan materi film dokumenter tentang Presiden Soekarno yang digelar oleh ANRI, diikuti di Jakarta pada Senin (26/2/2024). (ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari)

Jakarta (ANTARA) - Anak bungsu Presiden Pertama RI, Mohammad Guruh Irianto Soekarnoputra, mengisahkan masa kecilnya yang dididik untuk terus dekat dengan rakyat oleh kedua orang tuanya, Soekarno dan Fatmawati.

"Waktu taman kanak-kanak (TK), di halaman Istana Merdeka ada gazebo antara Istana Merdeka dan Istana Negara, di situlah dijadikan TK, dan teman saya itu mulai dari pegawai rendahan sampai yang tinggi, misalnya anak-anak tukang kebun, koki, pelayan istana, hingga menteri, duta besar, dan pegawai sekretariat negara," kata Guruh dalam diskusi daring di Jakarta, Senin.

Diskusi sejarah lisan sebagai sumber sejarah dan materi film dokumenter tentang Presiden Soekarno digelar oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) untuk melengkapi narasi tentang Presiden pertama RI tersebut dari kisah-kisah yang dituturkan oleh anggota keluarganya.

"Kehidupan di Istana Merdeka itu, saya merasa biasa-biasa saja, dan merasa bersyukur sampai sekarang atas cara orang tua kami mendidik, baik ibu maupun bapak. Saya merasa dari kecil, tidak ada perasaan lain sebagai anak Presiden, biasa saja," ujar dia.

Ia mengemukakan, salah satu hal yang membuat ia merasa berbeda sebagai anak Sang Proklamator tersebut, yakni kehidupan yang terikat dengan protokoler.



"Bedanya hanya apa yang dilakukan oleh orang tua saya, karena itu sudah jadi aturan negara, saya dari lahir sampai keluar istana, kehidupan saya terikat dengan protokol, tetapi hal tersebut membuat kami merasa dididik menjadi orang yang rendah hati," tuturnya.

Ia juga mengaku, sejak duduk di bangku TK hingga SD, dirinya sudah memiliki kesadaran bahwa rumah yang ditinggali bukanlah rumah pribadi kedua orang tuanya, melainkan rumah negara.

"Kalau di masa kecilnya anak-anak suka corat-coret tembok, kami (anak-anak Soekarno dan Fatmawati) sudah mengerti bahwa untuk menjaga bapak/ibu, kami tidak boleh terlalu bagaimana-bagaimana begitu, enggak enaknya kami memang seperti hidup dalam sangkar, begitu turun dari tangga istana menuju taman, itu sudah harus ada yang 'menguntit' atau mengawal," paparnya.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Guruh Soekarnoputra kisahkan masa kecil dididik dekat dengan rakyat
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024