Jakarta (ANTARA) - Indonesia mengampanyekan perlindungan maritim saat memberikan gagasan pada Sidang Komite Perlindungan Lingkungan Maritim ke-81 atau the 81st Session of the Marine Environment Protection Committee (MEPC 81) yang digelar di Markas Besar International Maritime Organization (IMO) di London, Inggris.
“Kami mengecam tindakan yang telah menyebabkan korban jiwa dari kalangan kru kapal dan berharap seluruh negara dapat menghormati keselamatan navigasi, keamanan dan keselamatan pelaut serta pelindungan terhadap lingkungan laut,” kata Direktur Perkapalan dan Kepelautan Kemenhub Hartanto saat menyampaikan intervensi pada Sidang MEPC 81 sebagaimana keterangan resmi di Jakarta, Minggu.
Pada Sidang Komite Perlindungan Lingkungan Maritim ke-81, delegasi Indonesia juga menekankan bahwa upaya mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor pelayaran dan transisi energi tidak boleh membebani negara berkembang, terutama LDCs dan SIDS.
“Indonesia juga tegaskan bahwa pemungutan pemasukan (revenue) tidak termasuk dalam Strategi GRK 2023 sehingga tidak bersifat wajib. Negara-negara anggota kiranya dapat mengeksplorasi berbagai pilihan yang lebih luas terkait pendanaan upaya mengatasi perubahan iklim yang dirancang khusus untuk industri pelayaran,” kata Hartanto.
Lebih lanjut Indonesia berharap opsi yang dipilih harus dapat mendukung upaya transisi dan juga dapat diterima semua pihak.
Dia menyampaikan setelah melalui pembahasan yang sangat intensif, Sidang MEPC 81 berhasil menyepakati langkah maju (way forward), antara lain dalam rangka penyusunan upaya tindakan (basket of measures) terkait penurunan emisi GHG yang memuat upaya teknis dan ekonomi.
Selanjutnya pembentukan GESAMP-LCA Working Group, penyelenggaraan Fifth GHG Expert Workshop dalam rangka penyusunan lebih lanjut upaya tindakan, serta menyetujui kerangka LCA Correspondence Group dan rancangan outline IMO net-zero framework.
“Negara-negara anggota juga sepakat menunggu hasil kajian dampak komprehensif sebagai landasan penentuan elemen basket measures jangka menengah,” tutur Hartanto.
Delegasi Indonesia juga menyampaikan bela sungkawa atas kecelakaan Kapal Motor Tanker Keoyoung Sun di lepas Pantai Jepang pada 20 Maret 2024 yang memiliki delapan kru kapal asal Indonesia, dua orang dari Republik Korea dan satu orang dari RRT. Tercatat satu orang kru asal Indonesia selamat, enam kru Indonesia meninggal dunia dan satu orang masih dalam pencarian.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Indonesia kampanyekan perlindungan maritim pada sidang IMO MEPC London