Gunungkidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, membentuk Kampung Hanacaraka di Padukuhan Semuluh Lor, Kalurahan Ngeposari untuk melestarikan kebudayaan masyarakat lokal setempat dan pusat pariwisata berbasis budaya.
"Kampung Hanacaraka adalah representasi masyarakat jawa dalam upaya melestarikan kebudayaan yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari," kata Sunaryanta di Gunungkidul, Senin.
Ia berharap, kampung ini dapat menjadi sentral kebudayaan di Gunungkidul yang mengajarkan unsur kebudayaan yang ada. Sehingga nilai- nilai kebudayaan tidak tergerus zaman.
"Tujuannya, agar semakin terbangun kesadaran warga masyarakat akan budaya yang adiluhung," katanya.
Sunaryanta juga mendorong masyarakat untuk kreatif, inovatif memunculkan ide dan gagasan untuk Gunungkidul. Seperti halnya yang dilakukan warga Padukuhan Semuluh Lor dapat menjadi embrio dan contoh yang baik.
"Di tengah gempuran modernisasi kita harus selalu sadar pentingnya menjaga kebudayaan dan melestarikannya," katanya.
Sementara Lurah Ngeposari Ciptadi mengatakan Kampung Hanacaraka Semuluh Lor dibangun warga sejak 4 tahun lalu. Konsep kampung ini mengangkat lima unsur kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Adat tradisi, kesenian, permainan tradisional, bahasa, sastra dan aksara, kerajinan, kuliner dan pengobatan tradisional serta bangunan, cagar budaya dan warisan budaya," kata Ciptadi.
Ia mengatakan, lima unsur kebudayaan seluruhnya ada di kampung Hanacaraka. Konsep kampung ini juga siap dijadikan wisata edukasi dan budaya layaknya Desa Panglipuran yang ada di Pulau Dewata.
"Harapan masyarakat wilayah ini jadi pusat kunjungan wisata. Sehingga akan meningkatkan perekonomian masyarakat," ungkapnya.
Ciptadi juga menjelaskan Kampung Hanacaraka dibentuk menggunakan dana iuran dari masyarakat. Diharapkan tahun yang akan datang mendapatkan anggaran dari dana keistimewaan.
"Ini titik awal kami mengembangkan kebudayaan. Semoga mendapatkan perhatian dari pemerintah," katanya..