"Presidential Club" menjembatani perbedaan Presiden terdahulu

id Presidential club, pengamat politik, Prabowo Subianto,Perbedaan presiden ,Ujang Komarudin,Pengamat Politik Ujang Komarud

"Presidential Club" menjembatani perbedaan Presiden terdahulu

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin. ANTARA/Dokumentasi Pribadi

Jakarta (ANTARA) -
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai rencana pembentukan "Presidential Club" oleh Presiden Terpilih Pemilu 2024 Prabowo Subianto, menjadi upaya untuk menjembatani perbedaan pada presiden terdahulu.
 
Dia menilai sejak tahun 2004 hingga saat ini, terkesan masih ada perbedaan hingga hubungan yang tidak harmonis di antara para presiden terdahulu. Sehingga menurutnya upaya Prabowo untuk menyatukan para pendahulunya itu menjadi sinyal positif.
 
"Bisa saja menjadi bridging bagi Prabowo untuk bisa menyatukan mantan-mantan presiden itu, untuk bersatu, rekonsiliasi untuk islah, agar baik-baik di antara mereka," kata Ujang saat dihubungi di Jakarta, Minggu.
 
Namun, kata dia, belum tentu para presiden terdahulu itu bakal mau menerima upaya Prabowo tersebut guna menciptakan suasana keakraban. Karena jika berada di satu tempat yang sama tetapi tidak saling akrab, maka mereka menurutnya bakal tetap membelakangi satu sama lain.
 
Walaupun begitu, langkah Prabowo itu perlu dihormati karena demi kepentingan bangsa. Karena selain mempersatukan, dia menilai "Presidential Club" itu pun bakal menjadi ajang Prabowo untuk menerima gagasan, ide, dan pemikiran dari para pemimpin terdahulu.
 
 
"Terkait dengan pengalaman-pengalaman ketika menjadi presiden, untuk bisa diambil pelajarannya bagi Prabowo, ketika Prabowo jadi presiden," katanya.

 
 
 
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pengamat: "Presidential Club" jembatani perbedaan Presiden terdahulu
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024