Bantul (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan evaluasi berbagai indikator kinerja, termasuk melakukan evaluasi terhadap penanganan kasus stunting dalam peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) Ke-60 Tahun 2024 di daerah itu.
"Sunting itu kan prevalensinya masih naik turun. Itu yang menjadi catatan kami. Mudah-mudahan dengan semangat HKN ini, kami bisa lebih meningkatkan kinerja dan mampu beradaptasi dan antisipasi permasalahan kesehatan yang muncul," kata Kepala Dinkes Bantul Agus Tri Widiyantara pada Peringatan HKN 2024 di Bantul, Selasa.
Dia mengatakan berdasarkan evaluasi pada Agustus 2024, prevalensi stunting di Bantul di angka 7,28, sedangkan hasil pemantauan intervensi stunting secara serentak pada Juni, berada di angka 7,01, dengan demikian prevalensi stunting di Bantul naik 0,27.
"Untuk prevalensi stunting pada September dan Oktober belum ada datanya. Namun kalau berdasarkan data tersebut, kasus stunting di Bantul sebagian besar terjadi di wilayah Kelurahan Selopamioro, Imogiri," katanya.
Agus mengatakan persoalan stunting terjadi dikarenakan sejumlah hal, dan tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat ekonomi ke bawah, tetapi juga masyarakat ekonomi ke atas.
Bahkan, kata dia, kasus stunting tidak hanya terjadi dikarenakan kekurangan asupan gizi pada anak tersebut, melainkan juga terjadi dikarenakan pola asuh terhadap anak yang tidak tepat.
"Salah satu faktor yang cukup berpengaruh pada stunting adalah terkait pola asuh. Saat ini, sekitar 41 persen anak yang diasuh orang tuanya, sementara 58,93 persen campuran antara anak diasuh jasa pengasuh, dititipkan kepada kakek, nenek, dan sebagainya," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya mendorong peningkatan makan bergizi dan seimbang pada anak, dengan makan bersama secara komunitas, misalnya anak anak dikumpulkan dalam satu tempat untuk bersama makan di lokasi tersebut.
Sekretaris Daerah (Sekda) Bantul Agus Budi Raharja mengatakan melalui peringatan HKN ke-60, Dinkes Bantul terus berupaya melakukan identifikasi dan evaluasi permasalahan dan kekurangan dalam penanganan kesehatan saat ini.
"Kami berharap Dinkes Bantul bisa mengidentifikasi potensi dan membuat penanganan masalah yang ada agar bisa lompat lebih jauh ke depan. Jadi, indikator kinerja yang dicita-citakan, kami harap itu bisa tercapai lebih cepat," katanya.