Jaga daya beli masyarakat, Pemkab Kulon Progo gelar pasar murah di kapanewon

id pasar murah,daya beli masyarakat,inflasi,Kulon Progo,Dinas Perdagangan Kulon Progo

Jaga daya beli masyarakat, Pemkab Kulon Progo gelar pasar murah di kapanewon

Pemantauan ketersediaan harga kebutuhan pokok di Pasar Wates, Kabupaten Kulon Progo. (ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, melaksanakan pasar murah sebanyak 14 kali di setiap kapanewon (kecamatan) dan Alun-alun Wates selama Ramadhan 2025 dalam rangka menjaga daya beli masyarakat dan inflasi tetap terjaga.

"Rencananya, pelaksanaan pasar murah dimulai pada 7 Maret 2025," kata Kabid Usaha Perdagangan Dinas Perdagangan Kulon Progo Endang Zulywanti di Kulon Progo, Selasa.

Ia mengatakan pasar murah ini bertujuan untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok, supaya masyarakat dapat membeli dan memenuhi kebutuhan dengan terjangkau.

"Pasar murah ini dapat memenuhi kebutuhan masyarakat memenuhi kebutuhan pokok dengan harga murah pada saat Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 2025," katanya.

Endang mengatakan dalam pasar murah ini, Pemkab Kulon Progo memberikan subsidi sebesar Rp3.000 per kilogram untuk biaya distribusi.

Adapun komoditas kebutuhan pokok yang mendapat subsidi, yakni beras, gula pasir, telur, dan minyak goreng.

"Nanti, setiap kapanewon atau per titik dijual 5,1 ton beras, gula, minyak goreng dan telur. Kami berharap pasar murah ini dapat menekan inflasi dan menjaga daya beli masyarakat," katanya.

Lebih lanjut, Endang mengatakan harga kebutuhan pokok menjelang ramadhan ini mulai mengalami kenaikan, mulai dari daging ayam, telur, cabai.

"Meski ada kenaikan, harga jual komoditas tersebut masih di bawah HET," katanya.

Sementara itu, pedagang sayur di Pasar Wates Ratmini mengungkapkan bahwa cabai rawit merah saat ini harganya mencapai Rp80 ribu per kg.

"Kemarin harganya sekitar Rp75 ribu per kg, kalau cabai keriting merah sekarang sekitar Rp45 ribu per kg," katanya.

Ratmini mengatakan harga semua jenis cabai saat ini terbilang fluktuatif alias tidak stabil. Sebab terkadang harganya bisa mendadak turun atau naik.

Kondisi tersebut lebih disebabkan oleh faktor cuaca, yang menyebabkan hasil panen cabai tidak maksimal. Momen jelang puasa pun dinilai tak berpengaruh banyak pada pergerakan harga cabai.

"Meskipun sekarang lagi banyak hajatan, harga cabai yang tetap seperti itu, kerap naik-turun tidak stabil," kata Ratmini.

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2025