"Brotherhood Spirit": Kebersamaan Bulog dan petani untuk wujudkan kedaulatan pangan nasional

id Peran Bulog,petani,swasembada pangan,regulator pangan,Kedaulatan pangan

"Brotherhood Spirit": Kebersamaan Bulog dan petani untuk wujudkan kedaulatan pangan nasional

Petani melepas jaring pengaman padi menjelang panen di persawahan Desa Karangmalang, Gebog, Kudus, Jawa Tengah, Selasa (11/3/2025). ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/nym.

Jakarta (ANTARA) - Sebentar lagi, petani padi di seluruh Indonesia akan memasuki musim panen raya musim tanam Oktober-Maret 2025.

Momen ini menjadi penentu bagi nasib dan kesejahteraan mereka. Apakah panen kali ini akan membawa perubahan positif ataukah petani kembali terjebak dalam siklus kemiskinan yang berkepanjangan?

Dalam pembahasan soal ini, hampir pasti diskusi mengenai peran Bulog dalam kehidupan berbangsa dan bernegara selalu menarik untuk dibahas.

Sebagai lembaga parastatal, Bulog memiliki peran strategis dalam menjaga stabilitas pangan dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, dalam setiap pemerintahan, Bulog selalu menjadi topik yang diperbincangkan.

Terlebih menjelang panen raya di mana berbagai persoalan cenderung berulang dan melibatkan berbagai faktor, mulai dari harga, distribusi, hingga daya serap pasar.

Selain itu, serangan hama, perubahan iklim, dan dominasi tengkulak memperburuk kondisi. Bulog berperan dalam menyerap gabah, menjaga cadangan beras pemerintah, menyalurkan beras ke masyarakat, serta menstabilkan harga melalui operasi pasar, meski efektivitasnya sering terhambat oleh berbagai kendala kebijakan dan pasar.

Sejak awal pemerintahan Prabowo-Gibran, diskusi tentang peran dan masa depan Bulog semakin mengemuka. Dari level tertinggi, Presiden Prabowo, hingga juru parkir di Kantor Bulog Jawa Barat, semua membicarakan Bulog.

Baca juga: Bulog Yogyakarta serap gabah petani Bantul dengan harga Rp6.500 per kilogram

Baca juga: Harga gabah Rp6.500/kg wajib dipatuhi, Presiden tekankan kesejahteraan petani

Pewarta :
Editor: Nur Istibsaroh
COPYRIGHT © ANTARA 2025