Kenali penyebab gangguan paranoid pada anak, PAFI tawarkan solusi pengobatan

id pafi,paranoid,anak,penyebab paranoid anak,penyebab, tawarkan,solusi, pengobatan,kesehatan, ketakutan,kekhawatiran,berlebih

Kenali penyebab gangguan paranoid pada anak, PAFI tawarkan solusi pengobatan

Salah satu kondisi yang perlu mendapat perhatian adalah gangguan paranoid. Meski umumnya terjadi pada orang dewasa, gejala gangguan paranoid ternyata bisa muncul sejak masa kanak-kanak. ANTARA/Ist

Yogjakarta (ANTARA) - Membahas masalah kesehatan pada anak, salah satu kondisi yang perlu mendapat perhatian adalah gangguan paranoid. Meski umumnya terjadi pada orang dewasa, gejala gangguan paranoid ternyata bisa muncul sejak masa kanak-kanak.

Anak-anak yang mengalami kondisi ini cenderung memiliki rasa curiga dan ketidakpercayaan berlebihan terhadap orang lain. Mereka mungkin juga menjadi sangat sensitif dan mudah tersinggung saat berinteraksi.

Prevalensi gangguan kepribadian paranoid (Paranoid Personality Disorder/PPD) diperkirakan mencapai 2,3–4,4 persen dari populasi dan lebih sering ditemukan pada laki-laki.

Peran PAFI dalam edukasi dan pengobatan

Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI), yang dapat diakses melalui situs https://pafikotaselatan.org merupakan salah satu organisasi kesehatan terbesar di Indonesia. PAFI berkomitmen mendukung kesehatan masyarakat dengan mengawasi praktik farmasi agar sesuai kode etik dan peraturan, sekaligus melindungi masyarakat dari tindakan yang merugikan.

PAFI juga aktif memberikan edukasi tentang gangguan paranoid pada anak, termasuk mengenali penyebabnya dan memberikan rekomendasi pengobatan yang tepat.

Baca juga: Kenali penyebab dehidrasi berat, PAFI berikan informasi pengobatan

Apa penyebab gangguan paranoid pada anak?

Gangguan kepribadian paranoid termasuk dalam kategori gangguan kepribadian eksentrik, di mana perilaku penderitanya sering kali tampak aneh atau tidak biasa. Anak dengan gangguan ini umumnya tidak percaya pada orang lain dan merasa orang-orang di sekitarnya berniat jahat.

Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kondisi ini antara lain:

Faktor Genetik atau Riwayat Keluarga
Anak yang memiliki keluarga dengan riwayat gangguan mental seperti skizofrenia atau PPD berisiko lebih tinggi mengalami gangguan serupa. Penelitian PAFI menunjukkan bahwa faktor genetik berperan penting dalam menentukan kerentanan terhadap gangguan ini.

Pengalaman Masa Kecil yang Buruk
Trauma emosional, kekerasan fisik, pelecehan, atau lingkungan keluarga yang tidak stabil bisa memengaruhi perkembangan psikologis anak. Mereka mungkin mengembangkan sikap curiga berlebihan sebagai mekanisme perlindungan diri.

Pola Asuh yang Tidak Tepat
Pola pengasuhan yang agresif, tidak konsisten, atau tidak membangun kepercayaan bisa memicu rasa tidak aman pada anak. Hal ini dapat berkembang menjadi ketidakpercayaan terhadap orang lain.

Disfungsi Kognitif
Gangguan dalam cara berpikir atau memproses informasi dapat membuat anak kesulitan memahami niat orang lain, sehingga memicu kecurigaan. Disfungsi ini bisa dipicu oleh berbagai kondisi neurologis atau perkembangan.

Baca juga: Ini 7 ramuan herbal ampuh untuk mengatasi mual dan muntah secara alami

Pengobatan untuk gangguan paranoid pada anak

PAFI juga memberikan informasi tentang jenis obat yang biasa digunakan untuk membantu anak-anak yang mengalami gangguan paranoid, di antaranya:

Antipsikotik
Obat seperti thioridazine dan haloperidol digunakan untuk mengurangi agitasi dan delusi pada kasus yang parah. Penggunaannya harus hati-hati karena efek samping yang mungkin timbul.

Antidepresan
Golongan SSRI seperti fluoxetine dan sertraline dapat membantu memperbaiki suasana hati dan membuat anak lebih tenang. Obat ini sering direkomendasikan oleh apoteker dalam penanganan jangka menengah.

Anticemas
Obat seperti diazepam bisa digunakan untuk meredakan kecemasan akut, namun harus dibatasi penggunaannya karena risiko ketergantungan.

Selain pengobatan medis, terapi bicara atau psikoterapi sangat penting dalam membantu anak menghadapi gangguan ini. Terapi ini bertujuan agar anak mampu mengelola gejala, meningkatkan kemampuan berkomunikasi, serta mengurangi rasa curiga yang berlebihan.

Untuk rekomendasi obat yang tepat dan dosis yang sesuai, penting untuk selalu berkonsultasi dengan apoteker. Dapatkan informasi kesehatan dan layanan farmasi gratis lainnya dengan mengunjungi situs pafikabupatenlingga.org langsung dari smartphone anda.

Baca juga: 7 Ramuan herbal ampuh untuk mengobati stroke ringan secara alami