Yogjakarta (ANTARA) -
Ketika membicarakan soal kesehatan, dehidrasi berat menjadi salah satu kondisi yang perlu diwaspadai. Tubuh yang kekurangan cairan dapat memunculkan gejala seperti rasa haus yang berlebihan, tubuh lemas, tekanan darah menurun, hingga kulit menjadi kering. Dalam kondisi yang parah, dehidrasi bisa menyebabkan kejang bahkan kematian.
Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) melalui situs resminya https://pafirangkasbitung.org merupakan salah satu organisasi kesehatan terbesar di Indonesia yang memiliki kepedulian tinggi terhadap kesehatan masyarakat. PAFI aktif mendorong peningkatan kualitas kesehatan melalui peran strategis para ahli farmasi dalam memberikan layanan farmasi yang aman, efektif, dan berkualitas.
Di bawah kepemimpinan Ketua Umum Budi Djanu Purwanto, PAFI terus berkomitmen meningkatkan profesionalisme anggotanya. Salah satu bentuk nyatanya adalah dengan memberikan edukasi kepada masyarakat terkait penyebab dehidrasi berat, serta rekomendasi pengobatan yang tepat.
Apa saja penyebab dehidrasi berat?
Setiap individu memiliki kebutuhan cairan yang berbeda, bergantung pada usia, aktivitas, dan lingkungan. Ketika asupan cairan tidak mencukupi kebutuhan tubuh, risiko dehidrasi berat pun meningkat. Kondisi ini bahkan bisa memicu komplikasi serius, seperti cacat bawaan pada bayi atau gangguan sistem saraf jika terjadi selama kehamilan.
Baca juga: Ini 7 ramuan herbal ampuh untuk mengatasi mual dan muntah secara alami
Berikut beberapa faktor penyebab dehidrasi berat yang perlu diwaspadai:
Kurangnya Asupan Cairan
Cuaca panas atau aktivitas fisik tinggi meningkatkan kebutuhan cairan. Namun, masih banyak daerah di Indonesia yang mengalami keterbatasan akses air bersih, menyebabkan masyarakat kesulitan memenuhi kebutuhan cairan harian.
Sering Buang Air Kecil
Kondisi ini sering dialami oleh penderita diabetes yang tidak terkontrol atau akibat konsumsi alkohol dan obat diuretik, yang membuat tubuh kehilangan lebih banyak cairan melalui urin.
Diare dan Muntah
Umum terjadi pada anak-anak, kehilangan cairan dan elektrolit akibat diare dan muntah bisa sangat cepat. Infeksi bakteri, virus, atau parasit menjadi penyebab utamanya.
Faktor Lingkungan
Bekerja di tempat panas atau daerah dataran tinggi bisa mempercepat kehilangan cairan tubuh. Jika tidak diimbangi dengan asupan cairan yang cukup, risiko dehidrasi meningkat.
Kondisi Medis Tertentu
Penyakit ginjal, diabetes, dan heat stroke menjadi faktor medis yang berkontribusi terhadap dehidrasi berat. Heat stroke adalah kondisi paling berbahaya karena dapat menyebabkan kegagalan sistem pengaturan panas tubuh dan jantung.
Baca juga: 7 Ramuan herbal ampuh untuk mengobati stroke ringan secara alami
Obat dan Penanganan Dehidrasi Berat
PAFI telah melakukan kajian menyeluruh terkait penanganan dehidrasi berat. Berikut ini beberapa obat yang direkomendasikan apoteker untuk mengurangi gejala dan membantu proses pemulihan:
Oralit
Solusi paling umum untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang akibat diare atau muntah. Dosis yang dianjurkan adalah 100 mL/kg berat badan dalam waktu 4 jam.
Pedialyte
Merupakan cairan elektrolit berbentuk sirup produksi Abbott Laboratories, efektif untuk menangani dehidrasi ringan hingga sedang, terutama pada anak-anak. Penggunaan dan dosis sebaiknya dikonsultasikan langsung kepada apoteker.
Sebagai tambahan, air kelapa juga bisa menjadi solusi alami karena mengandung kalium, magnesium, dan natrium yang membantu memulihkan keseimbangan cairan tubuh.
Selalu konsultasikan kondisi Anda dengan apoteker agar mendapatkan penanganan yang tepat dan aman. Untuk informasi kesehatan lebih lanjut serta layanan farmasi gratis, kunjungi pafikotautara.org langsung melalui smartphone anda.
Baca juga: 7 manfaat terapi bekam bagi kesehatan yang wajib kamu ketahui
Baca juga: 7 manfaat diet untuk kesehatan yang harus kamu ketahui
