Dosen UMBY latih kelompok usaha diversifikasi olahan cabai

id Dosen UMBY,Pelatihan kelompok usaha,Diversifikasi olahan cabai

Dosen UMBY latih kelompok usaha diversifikasi olahan cabai

Kelompok usaha produktif Pasekan Lor, Balecatur, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan produk diversifikasi olahan cabai hasil pelatihan. ANTARA/HO-Humas UMBY

Yogyakarta (ANTARA) - Dosen Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) berkolaborasi untuk melakukan penyuluhan dan pelatihan mengenai diversifikasi olahan cabai kepada Kelompok Usaha Produktif di wilayah Pasekan Lor, Kelurahan Balecatur, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Inovasi baru tentang diversifikasi olahan cabai bisa menjadi solusi ketika menghadapi musim panen cabai dan juga sebagai sarana untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota kelompok," kata Dosen Prodi Teknologi Hasil Pertanian UMBY Agus Setiyoko dalam keterangan di Yogyakarta, Jumat.

Dalam pelatihan diversifikasi olahan cabai kepada Kelompok Usaha Produktif (KUP) dengan anggota 20 orang pada beberapa waktu lalu tersebut telah menghasilkan berbagai jenis diversifikasi olahan cabai, antara lain permen cabai, keripik cabai, sirup cabai dan blok cabai.

Usai penyuluhan dan pelatihan juga diserahterimakan peralatan pengolahan cabai dari tim pengabdian kepada mitra berupa mesin spinner, blender, alat pencetak blok cabai dan pencetak permen cabai.

"Penyuluhan dan pelatihan itu memperoleh hibah program pengabdian kepada masyarakat skema kerjasama luar negeri (PKM-LN) dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) UMBY tahun pendanaan 2025," katanya.

Baca juga: BI : Penurunan harga cabai picu deflasi di DIY pada Mei 2025

Pelatihan itu dilatarbelakangi karena cabai digunakan sebagai bumbu olahan makanan di hampir seluruh daerah sehingga permintaan pasar tinggi. Sementara, cabai merupakan produk hortikultura yang mudah rusak karena kadar air tinggi, dan memiliki umur simpan yang pendek.

"Ketika musim panen tiba, stok cabai melimpah sehingga harga anjlok, namun ketika musim panen berakhir, ketersediaan cabai menjadi langka dan harga mahal. Fenomena tersebut mengakibatkan harga cabai fluktuatif sehingga mempengaruhi perekonomian," katanya.

Dosen Prodi Akutansi UMBY Ika Wulandari menambahkan aneka olahan cabai yang diproduksi diharapkan diterima pasar dengan harga terjangkau, sehingga KUP juga diberi pemahaman tentang pembukuan keuangan agar dapat mengelola usaha secara tepat.

Baca juga: Ketua Komisi IV apresiasi petani cabai Kulon Progo capai 20 persen produksi nasional

"KUP juga mendapatkan pelatihan manajemen pembukuan keuangan secara sederhana agar keuangan kelompok semakin tertib dan tertata rapi. Hal ini akan berdampak pada jalannya usaha secara efektif dan efisien," katanya.

Dalam pelatihan, KUP dilatih tentang pengemasan dan pelabelan produk yang memenuhi standar, karena pengemasan selain berfungsi melindungi produk dari kontaminasi, memperpanjang umur simpan juga dapat digunakan untuk menarik konsumen.

Sementara itu Ketua KUP Pasekan Lor Sumarni mengatakan kegiatan itu sangat bermanfaat bagi kelompok yang mengelola kurang lebih satu hektar lahan cabai itu, karena anggota dapat pengetahuan baru mengenai aneka jenis olahan cabai.

"Selama ini hanya menjual cabai dalam bentuk segar tanpa proses pengolahan. Kami terbantu dengan pelatihan pengemasan dan pelabelan serta manajemen keuangan sederhana, harapannya produk kami diterima semua kalangan dan segmentasi pasar semakin luas," katanya.

Baca juga: Harga pangan Sabtu di Yogyakarta, cabai rawit merah turun sedang bawang merah naik

Baca juga: Dinas Pertanian Kulon Progo menggelar pasar murah cabai

Pewarta :
Editor: Nur Istibsaroh
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.