Sleman (ANTARA) - Mitra Dapur Makan Bergizi Gratis Daerah Istimewa Yogyakarta siap menjadi Gerakan Nasional Pemenuhan Gizi dan penggerak ekonomi rakyat sebagai bentuk semangat gotong royong dalam memperkuat gerakan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang di gagas oleh Presiden Prabowo Subianto.
Perwakilan pengelola dapur MBG dari berbagai kabupaten dan kota di DIY sepakat membentuk wadah baru bernama Perkumpulan Mitra Dapur MBG, sebuah langkah besar untuk memperkuat jejaring, memperluas kolaborasi, dan memperjuangkan pemenuhan gizi anak-anak Indonesia.
Inisiator pertemuan Nurcholis di Sleman, Selasa, menegaskan bahwa pembentukan perkumpulan ini bukan sekadar seremoni, tetapi menjadi momentum penting untuk membangun sistem kerja kolektif di antara para pengelola dapur.
“Kita ingin perkumpulan ini jadi wadah advokasi dan berbagi pengalaman. Mulai dari pengurusan sertifikat layak higiene sanitasi dapur, pengelolaan limbah, SOP tenaga kerja, hingga pelatihan juru masak,” ujar Nurcholis yang juga sebagai mitra dapur MBG dalam rilisnya.
Menurut Nurcholis, keberadaan organisasi ini akan menjadi jembatan komunikasi antar-dapur dan membantu mereka menyelesaikan kendala di lapangan. “Kalau ada dapur yang kesulitan, entah soal perizinan, teknis produksi, atau bahan pangan, perkumpulan ini bisa jadi tempat saling menguatkan,” katanya.
Sementara itu, penggagas pertemuan sekaligus pemilik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Tridadi Sleman Agus Choliq menyebut pembentukan perkumpulan mitra dapur MBG sebagai langkah strategis untuk mempercepat gerakan gizi nasional yang berakar pada ketahanan pangan lokal.
“Perkumpulan ini membuka jalan bagi kolaborasi lebih luas. Kita bisa sama-sama membuat inovasi menu sehat berbasis bahan lokal yang disukai anak-anak, sambil menjaga kandungan gizi, protein, dan karbohidratnya,” kata Agus.
Lebih jauh, Agus menekankan bahwa gerakan MBG juga memiliki efek domino ekonomi yang besar bagi masyarakat sekitar dapur.
“Program ini tak cuma soal memberi makan anak-anak. Dari dapur MBG, muncul peluang bagi petani, peternak, hingga UMKM lokal. Banyak yang sekarang merasakan perputaran ekonomi meningkat,” jelas Agus.
Hal senada dikatakan inisiator pertemuan yaitu Joko Widodo yang juga salah satu pelaku dapur MBG yang hadir dalam pertemuan itu. Ia menyebut forum tersebut sebagai malam bersejarah bagi gerakan dapur MBG di Yogyakarta.
“Saya nggak ragu sedikit pun. Ini perjuangan bersama. Dengan perkumpulan ini, kita bisa saling bantu, saling belajar, dan membangun kekuatan bersama untuk menghadapi berbagai tantangan di lapangan,” ujar Joko.
Ia menambahkan, ke depan, perkumpulan ini diharapkan tak hanya berisi pelaku dapur, tetapi juga melibatkan akademisi, ahli gizi, dokter, dan tokoh masyarakat, agar pergerakan MBG semakin kuat secara keilmuan dan sosial.
