Jakarta (ANTARA) - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan sejumlah perbaikan oleh petugas kepolisian di lokasi ledakan SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara dapat menghilangkan trauma para pelajar di sekolah tersebut.
"Hari ini kami sudah ke lokasi kejadian dan memang ada beberapa perubahan dan garis polisi sudah dilepas, ini dapat menghilangkan trauma," kata Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Diyah Puspitarini di Jakarta, Minggu.
Menurut dia, terjadi perubahan pada dua titik di mushalla sekolah, baik di dalam maupun lokasi ledakan di belakang dekat bank sampah
"Kondisi di mushalla sudah berubah, karena ini juga menghilangkan trauma anak," kata dia.
Ia mengatakan saat ini pihaknya berfokus pada anak-anak yang menjadi korban dengan memberikan pendampingan psikologis.
Baca juga: Mensos: Kondisi korban ledakan SMAN 72 di RSIJ mulai membaik
Menurut dia, pendampingan ini penting sesuai dengan pasal 59 A UU No. 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Pasal tersebut mengatur upaya perlindungan khusus yang harus dilakukan bagi anak, antara lain melalui penanganan cepat pengobatan dan rehabilitasi serta pendampingan psikososial, bantuan sosial bagi anak dari keluarga tidak mampu dan pendampingan dalam proses peradilan.
Ia mengatakan mulai Sabtu (8/11) sudah ada pendampingan psikologis pada mereka dan pihaknya juga sudah memetakan pendampingan bagi mereka yang masih dirawat.
Kemudian, anak-anak yang sudah pulang ke rumah dan juga anak-anak yang ada di sekitar dan 780 anak lainnya.
"Semua harus mendapatkan pendampingan psikologis beserta guru," kata dia.
Baca juga: Mensos kunjungi korban ledakan SMAN 72 Jakarta di RSIJ Cempaka Putih
Ia mengatakan untuk guru juga harus mendapatkan pendampingan psikologis pasca kejadian dan saat ini sudah 17 guru sudah diberikan pendampingan.
"Sisanya masih ada total 42 guru. Jadi, sisanya juga harus mendapatkan pendampingan psikologis," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Sosial Syaifullah Yusuf mengatakan korban ledakan di SMAN 72 Jakarta yang dirawat di Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih masih mengalami trauma akibat kejadian pada Jumat (7/11) tersebut.
“Tentu mereka masih trauma,” kata Menteri Sosial Syaifullah Yusuf usai meninjau korban ledakan di SMAN 72 Jakarta di RSIJ Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Ia mengatakan, secara pelan-pelan nanti anak-anak ini didampingi oleh Kepolisian, Kementerian Sosial dan RSIJ supaya mereka juga bisa mendapatkan langkah-langkah pemulihan trauma (trauma healing).
“'Trauma healing' ini didapatkan di rumah sakit ini maupun nanti juga ketika di sekolah maupun di rumah,” katanya.
Baca juga: RS Yarsi tangani trauma saluran cerna korban ledakan di masjid SMA 72
Baca juga: Polres Jakpus dampingi korban ledakan SMAN 72 di RS Cempaka Putih
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ini kata KPAI terkait manfaat perbaikan di lokasi ledakan
