Terminal Giwangan Yogyakarta mulai tertibkan bus

id terminal giwangan yogyakarta

Terminal Giwangan Yogyakarta mulai tertibkan bus

Terminal Bus Giwangan Yogyakarta (Foto flickriver.com)

Jogja (Antara Jogja) - Unit Pelaksana Teknis Terminal Giwangan Yogyakarta mulai melakukan penertiban bus yang tidak masuk terminal sebagai tindak lanjut atas laporan hasil pemeriksaan kinerja terminal yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan DIY.

"Upaya penertiban bus yang enggan masuk ke terminal sudah dilakukan, mulai dari Jalan Bantul," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Giwangan Bekti Zunanta di Yogyakarta, Minggu.

Menurut dia, dalam melakukan upaya penertiban tersebut, UPT Terminal Giwangan melakukan kerja sama dengan Bagian Pengendalian dan Operasional Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta.

"Kewenangan kami hanya di dalam area terminal saja, karena itu upaya penertiban di luar area terminal dilakukan oleh pihak yang memiliki kewenangan. Kami bekerja sama dengan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta dan DIY," katanya.

Kerja sama dengan Dinas Perhubungan DIY tersebut salah satunya ditujukan untuk mengantisipasi banyaknya bus rute Semarang-Yogyakarta yang memilih tidak masuk ke Terminal Giwangan namun hanya berhenti di Terminal Jombor Kabupaten Sleman.

"Biasanya, alasan dari sopir bus adalah lokasi Giwangan yang jauh serta jumlah penumpang tidak terlalu banyak. Mereka pun enggan masuk ke sini," katanya.

Setiap hari, tercatat berkisar 800 hingga 850 armada bus yang masuk ke Terminal Giwangan. Namun, dari laporan BPK tercatat sekitar 500 bus antarkota antarprovinsi (AKAP) patas yang tidak masuk ke Giwangan.

Sementara itu, Terminal Giwangan menyumbang sekitar Rp6 juta hingga Rp7 juta per hari ke kas daerah berasal dari retribusi bus dan pungutan/peron penumpang.

Dalam laporan hasil pemeriksaan kinerja Terminal Giwangan, BPK Perwakilan DIY memberikan 11 catatan terkait kinerja di terminal tipe A tersebut di antaranya belum adanya kotak aduan, kebersihan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan tempat khusus mencuci bus.

"Untuk kotak aduan, kami langsung tindak lanjuti dan sekarang sudah ada," katanya.

Sedangkan untuk kebersihan, lanjut dia, pihaknya akan terus melakukan berbagai upaya agar terminal tersebut selalu bersih sehingga nyaman untuk penumpang meskipun sudah dilakukan penyapuan rutin tiap harinya.

Fasilitas pelayanan kesehatan tidak ada karena pihak terminal sudah bekerja sama dengan puskesmas terdekat apabila terjadi keadaan gawat darurat. "Ada kendala dari sisi sumber daya manusia sehingga fasilitas itu belum dapat diwujudkan," katanya.

UPT Terminal Giwangan juga sudah mengusulkan pembangunan tempat cuci bus yang representatif ke Dinas Bangunan Gedung dan Aset Daerah (DBGAD).

(E013)

Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2025