Sleman (ANTARA) - Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan (DJPb) Yogyakarta menyebut kinerja anggaran pendapatan dan belanja negara di DIY pada 2024 tumbuh sebesar 3,42 persen dari tahun ke tahun (yoy) dengan realisasi Rp23,64 triliun atau 95,35 persen dari pagu.
Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan (DJPb) Daerah Istimewa Yogyakarta Agung Yulianta di Sleman, Kamis, mengatakan APBN mampu menjaga stabilitas, melindungi daya beli, dan menopang agenda pembangunan di tengah tantangan dan dinamika ekonomi global yang terjadi sepanjang tahun.
Dua komponen utama belanja negara yang mengalami pertumbuhan cukup menggembirakan yaitu belanja pemerintah pusat yang tumbuh 2,92 persen yoy dengan realisasi 92,22 persen pagu dan transfer ke daerah (TKD) tumbuh 4,04 persen dengan realisasi 99,46 persen.
"Hal ini menunjukkan peran APBN yang sangat penting dan diandalkan untuk menjaga roda ekonomi regional," kata Agung.
Menurut dia, kinerja positif terutama dipengaruhi pertumbuhan belanja barang sebesar 10,06 persen (yoy) dengan realisasi terbesar berasal dari kegiatan dukungan pelayanan kesehatan UPT Ditjen Pelayanan Kesehatan senilai Rp1,13 triliun.
Realisasi belanja bantuan sosial juga tumbuh 8,2 persen berupa pemberian Kartu Indonesia Pintar (KIP) kuliah kepada 2.092 orang mahasiswa penerima.
"Sementara itu, kinerja positif belanja transfer ke daerah dipengaruhi oleh pertumbuhan positif seluruh komponen TKD kecuali dana bagi hasil dan dana insentif fiskal karena adanya penurunan pagu dari tahun sebelumnya," katanya.
Selanjutnya, kinerja pendapatan dan hibah regional DIY juga melebihi target dan mencapai 102,50 persen dengan pertumbuhan sebesar 9,30 persen (yoy) pada akhir 2024. Pertumbuhan didorong oleh kenaikan penerimaan perpajakan dan PNBP yang masing-masing tumbuh 9,63 persen dan 8,45 persen.
"Kenaikan perpajakan ditopang oleh kenaikan aktivitas ekonomi sehingga utilisasi dan upah tenaga kerja mengalami kenaikan. Selain itu, kenaikan pembayaran deposito/tabungan, konstruksi, dan sewa/pengalihan tanah bangunan juga ikut menyokong pertumbuhan kinerja perpajakan," katanya.
Sampai dengan 31 Desember 2024, penerimaan PPh nonmigas mencapai Rp4,02 triliun dan mengalami pertumbuhan positif 15,92 persen dengan kontribusi tertinggi setoran PPh 21 sebesar Rp1,63 triliun yang tumbuh sebesar 23,57 persen.
Penerimaan PPN dan PPnBM mencapai Rp2,69 triliun atau mengalami pertumbuhan positif sebesar 9,67 persen yang disebabkan adanya pertumbuhan di sektor perdagangan besar dan eceran sesuai dengan pertumbuhan ekonomi dan/atau konsumsi masyarakat di DIY.
"Kontribusi tertinggi berasal dari setoran PPN dalam negeri sebesar Rp2,53 triliun," katanya.
Agung Yulianta menegaskan secara keseluruhan, kinerja APBN Regional DIY sampai dengan akhir Desember 2024 menunjukkan pertumbuhan positif baik pada pendapatan negara maupun belanja negara. Hal ini mencerminkan upaya pemerintah dalam menjaga keseimbangan fiskal yang sehat.
"APBN 2024 bekerja keras untuk meletakkan fondasi yang kuat untuk pelaksanaan APBN 2025 demi kemajuan bangsa. Kementerian Keuangan akan terus mengawal pelaksanaan APBN dengan penuh integritas dan soliditas untuk mengawal program strategis pemerintah dalam perwujudan Misi Asta Cita dan Visi Indonesia Emas 2045," katanya.