Jogja (Antara Jogja) - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sedang menyiapkan "brand" baru untuk wilayah tersebut yang selama ini dikenal dengan slogan "Jogja Never Ending Asia" dan logo berupa tulisan kata Jogja berwarna hijau.
"`Brand` baru ini tidak terlepas dari penetapan keistimewaan DIY," kata Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, "brand" baru yang menjadi bagian dari pencitraan wilayah harus bisa menarik minat masyarakat untuk berkunjung ke Yogyakarta karena "brand" yang diusung merupakan persepsi yang baik atas suatu wilayah.
Sultan juga mengingatkan agar "brand" baru yang nanti dimiliki DIY tersebut mencerminkan ikatan emosional masyarakat atas Yogyakarta sehingga "brand" tersebut tidak hanya menjadi milik pemerintah semata tetapi juga menjadi milik masyarakat secara utuh.
Pemerintah DIY menggandeng pihak ketiga untuk merumuskan "brand" baru tersebut. "Semuanya masih terus berproses. Rumusan dari pihak ketiga itu pun akan dilempar ke masyarakat untuk mengetahui bagaimana tanggapan mereka," katanya.
Sultan juga berharap, "brand" baru tersebut akan bisa meningkatkan kinerja pemerintah dalam menjalankan tugasnya dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Sementara itu, Pakar Pemasaran Hermawan Kartajaya yang dimintai bantuan oleh Sri Sultan HB X untuk merumuskan "brand" baru untuk Yogyakarta mengatakan, unsur utama dalam "rebranding" Yogyakarta adalah Sabdatama dan Jogja Renaissance.
"Keduanya menjadi karakter yang tidak boleh dipisahkan dalam `brand" baru Yogyakarta," katanya.
Ia menyebut, logo berupa tulisan "Jogja" berwarna hijau yang sudah lekat sebagai "brand" Yogyakarta merupakan tulisan tangan Sri Sultan HB X yang memiliki makna sangat dalam.
Oleh karena itu, Hermawan mengatakan, tidak akan terlalu banyak melakukan perubahan atas tulisan tersebut sehingga makna yang terkandung di dalamnya tidak hilang.
"Tulisan tersebut akan dibuat dengan karakter yang lebih muda dan menggunakan warna yang menjadi ciri khas Yogyakarta yaitu emas, merah dan putih," katanya.
Hermawan mengatakan, huruf J di awal kata masih tetap dibuat dengan gaya tulisan lama karena memiliki lambang tahta untuk rakyat. Pihaknya juga sudah memiliki sejumlah slogan untuk menggantikan slogan lama.
Bentuk tulisan dalam kata "Jogja", lanjut dia, juga mencerminkan karakter dan budaya masyarakat Yogyakarta dalam berbagai bidang kehidupan.
"`Brand` baru harus disosialisasikan ke pemerintah dan masyarakat," katanya. (E013)
Berita Lainnya
Sultan minta Kulon Progo perketat investasi di kawasan Bandara YIA
Senin, 22 April 2024 20:32 Wib
Sultan mengajak semua berbagi inspirasi untuk pembangunan Kulon Progo
Senin, 22 April 2024 20:31 Wib
Sultan HB X minta warga Yogyakarta jadi subjek pelestarian Sumbu Filosofi
Sabtu, 20 April 2024 3:22 Wib
Ribuan warga hadiri "open house" Sri Sultan HB X di Kepatihan Yogyakarta
Selasa, 16 April 2024 12:51 Wib
Pemda DIY mengundang masyarakat hadiri "Open House" Sultan HB X
Minggu, 14 April 2024 17:03 Wib
Menparekraf: Aceh perlu akses transportasi pendukung wisata
Selasa, 2 April 2024 5:24 Wib
Sultan HB X: Kepemimpinan di TNI butuh "political will"
Rabu, 20 Maret 2024 23:33 Wib
Pemda DIY mengupayakan perbaikan Jalan Godean dimulai April 2024
Selasa, 19 Maret 2024 22:38 Wib