Sleman (Antara Jogja) - Masyarakat di lereng Gunung Merapi, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman kebakaran hutan pada musim kemarau ini di antaranya dengan mengawasi kegiatan "camping" atau perkemahan di wilayah setempat.
"Beberapa kasus kebakaran hutan di Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) maupun di hutan Gunung Merbabu, membuat kami harus meningkatkan kewaspadaan, terutama memantau orang luar daerah yang melakukan kegiatan alam di kawasan hutan," kata Kepala Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman Heri Suprapto, Jumat.
Menurut dia, di wilayahnya memang terdapat sejumlah lokasi yang biasa digunakan untuk kegiatan perkemahan, baik dari kalangan mahasiswa, pelajar sekolah maupun organisasi maupun kelompok di masyarakat. Pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dengan dukuh-dukuh di wilayahnya untuk membantu melakukan pengawasan terhadap kegiatan orang dari luar yang "camping" di hutan wilayah lereng Merapi.
"Kami sudah minta ke dukuh-dukuh. Kalau ada mahasiswa atau orang luar yang camping, untuk ikut mengingatkan jika mereka melakukan kegiatan yang berbahaya di sekitar hutan Merapi," katanya.
Ia mengatakan, mereka yang berkegiatan alam tersebut, hampir semuanya selalu membuat api unggun. Untuk itu, selain dipantau juga diingatkan agar jangan sampai ada bara api yang menyala ditinggalkan begitu saja setelah acara selesai.
"Biasanya para mahasiswa yang `camping` membuat kegiatan api unggun pada malam terakhir kegiatan, setelah itu pagi harinya mereka pulang dan meninggalkan sisa api unggun dengan bara api yang masih menyala. Ini yang rawan menimbulkan kebakaran hutan," katanya.
Heri mengatakan, tidak hanya orang luar saja, namun warga pun juga ikut diingatkan bila mencari rumput ke gunung, agar berhati-hati jika membawa korek api.
"Memang masih ada beberapa warga yang mencari rumput untuk ternak ke gunung. Mereka juga kami ingatkan," katanya.
Ia mengatakan, saat ini sebenarnya warga yang mencari rumput di hutan TNGM hanya sebagian kecil saja, karena warganya yang dulunya tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Gunung Merapi, mayoritas sudah tinggal di Hunian Tetap (Huntap) di wilayah relokasi aman yang diberikan oleh pemerintah.
"Sekarang ini rumput-rumput sudah mulai kering. Tapi tidak mungkin habis. Warga sekarang juga memilih mencari rumput ke bawah, dari pada ke gunung. Sekarang jaraknya jauh, karena sudah tinggal di Huntap. Hanya beberapa saja yang masih ke gunung," katanya.
Ketua Paguyuban Masyarakat Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman Badiman mengatakan pihaknya juga mengingatkan warganya yang saat ini tinggal di Huntap Karangkendal, untuk menjaga kehati-hatiannya.
"Banyak hutan di gunung yang mengalami kebakaran. Merapi, hutan yang berada di Kecamatan Srumbung, Magelang. Kemudian Merabu, serta Lawu. Rumput-rumput banyak yang kering. Kami ingatkan teman-teman, kalau sedang mencari rumput untuk tidak membuang puntung rokok sembarangan," katanya.
V001
Berita Lainnya
Berkemah di Puncak Bogor idola warga libur Lebaran 2024
Senin, 15 April 2024 6:05 Wib
Dua WNA kemah di zona merah erupsi Lewotobi "diusir"
Kamis, 18 Januari 2024 6:14 Wib
FPK Yogyakarta menggelar Kemah Kebangsaan diikuti mahasiswa 18 provinsi
Kamis, 25 Agustus 2022 16:38 Wib
Pariwisata dan ekraf optimistis bangkit
Senin, 30 Mei 2022 6:07 Wib
Presiden Jokowi dan Ibu Negara berkemah di IKN Nusantara hingga Selasa siang
Senin, 14 Maret 2022 15:07 Wib
Gunung Kidul izinkan wisatawan berkemah di objek wisata
Jumat, 31 Desember 2021 20:23 Wib
Kampanye kemah hijau ajak tabung oksigen
Senin, 29 November 2021 1:01 Wib
BPIP akan gelar kemah Pancasila di Yogyakarta
Rabu, 4 Desember 2019 9:55 Wib