Partai Buruh susun strategi pemenangan Pemilu 2014

Jogja (ANTARA Jogja) - Partai Buruh sedang menyusun strategi pemenangan Pemilihan Umum 2014 dengan menetapkan garis perjuangan melalui visi, misi, dan paradigma baru.

"Dalam konteks itu Partai Buruh dicitrakan sebagai partai ideologis yang dituntut mampu meraih simpati lebih luas dan mengaktualisasikan kepemimpinan Panglima Besar Soedirman," kata Ketua Umum partai itu, Soni Pujosasono, di sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Buruh di Yogyakarta, Senin.

Oleh karena itu, menurut dia, rakernas yang merupakan amanah anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai akan membuat partai ke depan tidak seperti sebelumnya. Namun, harus tetap menyuarakan kepentingan buruh.

"Meskipun ke depan lebih terbuka, partai akan tetap menyuarakan kepentingan buruh seperti upah, `outsourcing`, dan undang-undang ketenagakerjaan. Partai akan tetap memperhatikan dan memperjuangkan kepentingan buruh," katanya.

Ia mengatakan, rakernas yang diikuti pimpinan Partai Buruh seluruh provinsi di Indonesia dan pengurus pleno Dewan Pimpinan Pusat (DPP) partai sangat strategis untuk mempersiapkan segala sesuatu menuju Pemilihan Umum (Pemilu) 2014.

"Dalam menjalani tahapan Pemilu 2014, perjuangan politik partai cukup panjang, sehingga memerlukan strategi yang tepat. Dalam menyusun strategi, partai akan taat hukum dan aturan terutama Undang-undang (UU) Pemilu yang baru," kata Soni.

Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) DPP Partai Buruh Bugiakso mengatakan, partai mempunyai visi, misi, dan paradigma baru, yakni terbuka untuk seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya kalangan buruh.

"Perjuangan yang dilakukan tidak `segmented` pada buruh, tetapi meluas pada seluruh rakyat Indonesia. Hal itu untuk membenahi kondisi bangsa sehingga ke depan dapat lebih baik," katanya.

Menurut dia, hal itu sesuai dengan UUD 1945 dan keinginan para pendiri bangsa. Garis perjuangan partai sesuai dengan perjuangan para pendiri bangsa dengan memperhatikan dan membela rakyat kecil.

"Dengan demikian, Partai Buruh dapat menjadi harapan bangsa Indonesia di tengah merosotnya kepercayaan masyarakat terhadap partai politik (parpol) di negeri ini," kata Bugiakso.

(B015)