Hanoi (ANTARA Jogja) - Usaha kecil dan menengah dari Indonesia menjajaki ekspor keripik singkong ke Vietnam untuk memperluas pasar di tengah persaingan ketat di dalam negeri.
"Vietnam merupakan negara kedua setelah Malaysia yang kami jajaki," kata Abdul Rahman Hantiar, pemilik PT Wahana Cipta Adhikarya ketika ditemui di sela pameran perdagangan, pariwisata, dan investasi di Hanoi, Vietnam, Senin.
Ia optimistis Vietnam memiliki potensi pasar makanan ringan (snack), khususnya keripik singkong, yang besar karena memiliki penduduk lebih dari 80 juta jiwa.
"Makanan ringan seperti keripik singkong ini bisa dinikmati mulai dari anak-anak sampai orang tua. Potensi pasarnya luas," ujar Hantiar.
Apalagi, lanjut dia, Vietnam tidak memiliki bahan baku singkong, sehingga peluang pasar keripik singkong dari Indonesia cukup besar.
"Kami sudah ekspor keripik singkong ke Inggris. Pembeli asingnya kami dapat ketika pameran produk halal di Malaysia," katanya.
Sejak awal tahun ini, pihaknya telah mengekspor sekitar 7-8 kontainer keripik singkong per bulan ke Inggris, dengan total volume produk sebesar 35 ton senilai Rp90 juta per kontainer.
"Kami memiliki kontrak memasok sampai 2014. Saya berharap di Vietnam bisa mendapat pembeli atau importir yang akan memperdagangkan keripik singkong di negara ini," ujar Hantiar yang memamerkan keripik singkong dengan berbagai rasa mulai dari keju, rumput laut, lada hitam, dan lain-lain.
Ia mengatakan Indonesia merupakan produsen singkong terbesar di dunia. Selama ini pihaknya mendapatkan pasokan bahan baku dari Pati, Semarang, dan Temanggung.
Hantiar mengaku tidak menjual produknya di Indonesia, karena persaingan pasarnya sudah cukup ketat. Sedangkan peluang pasar ekspor, lanjut dia, cukup menjanjikan dan Indonesia memiliki daya saing yang kuat karena memiliki bahan baku yang banyak.
(R016)