Tempe benguk Kulon Progo masih digemari masyarakat

id tempe benguk kulon progo

Tempe benguk Kulon Progo masih digemari masyarakat

Juminem (71) berjualan makanan tradisional tempe benguk di Pasar Sentolo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (ANTARA Jogja) - Tempe benguk, makanan tradisional khas Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, sampai sekarang masih digemari masyarakat setempat.

"Tempe benguk masih banyak peminatnya, terutama di Kecamatan Sentolo, bahkan kalangan anak muda juga gemar makan tempe ini," kata Juminem (71), pembuat dan penjual tempe benguk di Pasar Sentolo, Kulon Progo, Kamis.

Ia mengatakan dirinya sudah 50 tahun lebih berjualan tempe benguk yang sudah dimasak, dan siap dikonsumsi. "Tidak ada resep khusus untuk memasak tempe ini. Bumbunya hanya ketumbar, mrica, bawang putih, bawang merah, jahe, dan garam," katanya.

Menurut dia, tempe benguk dibuat dengan bahan baku berupa kacang polong. "Kacang polong, atau orang desa menyebut benguk, lebih dulu direbus selama dua jam, dengan ditaburi abu agar kulit benguk mudah mengelupas," katanya.

Setelah direbus, kemudian direndam selama tiga hari, dimana setiap harinya dibilas dua kali. Selanjutnya, dibungkus dengan ukuran yang diinginkan, dan dibiarkan satu malam di tempat yang hangat. "Setelah tempe benguk menjamur sempurna, maka siap dimasak," katanya.

Juminem mengatakan tempe benguk yang sudah direbus kemudian diberi santan, dan bumbu. "Setelah masak, siap dimakan," kata dia.

Mengenai harga tempe ini, Juminem tidak mematok harga. Pembeli yang hanya menyodorkan Rp1.000 pun dilayani. "Yang penting laku, soal keuntungan, itu urusan belakang," katanya.

Menurut dia, tempe benguk bisa disajikan dan dimakan setiap saat. "Penggemar tempe ini mulai dari masyarakat kecil hingga kalangan pejabat," katanya.

(KR-STR)