Jogja (ANTARA Jogja) - Permintaan makanan khas wingko di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, meningkat hingga 100 persen beberapa hari sebelum dan sesudah Lebaran 2012.
"Permintaan wingko buatan kami sebelum dan sesudah Lebaran sangat banyak, khususnya langganan dari luar kota seperti Jakarta dan Bandung yang mudik. Mereka setiap tahun mampir dan pasti membeli wingko dan makanan khas lainnya," kata pemilik toko "Wingko Susilowati" Benny di Kulon Progo, Minggu.
Benny mengatakan, saat Lebaran, tokonya sempat libur dua hari dan tidak memproduksi wingko. Banyak pelanggan yang bertanya, kapan mulai produksi. Pada H+3, jumlah produksi mencapai lebih dari 50 kilogram beras ketan.
"Wingko buatan kami langsung habis karena selain banyak yang pesan, banyak wisatawan dari Pantai Glagah dan pumudik silih berganti mampir ke toko," kata dia.
Selain wingko, pemudik dan masyarakat umum juga membeli makanan khas seperti bakpia, dodol, wader, selondok, kripik tahu, rempeyek, kripik tempe dan yangko.
"Kebanyakan, pembeli membeli krispi bayam, kripik tahu dan rempeyek. Untuk yang lain permintaannya standar," kata dia.
Menurut dia, harga makanan khas yang dijual di tokonya termasuk murah. Karena dirinya tidak mengambil keuntungan banyak. Pembeli juga sudah langganan.
"Barang yang kami jual dari masyarakat. Kami tidak mengambil kesempatan Lebaran untuk meraup keuntungan banyak, soalnya yang beli sudah langganan," kata dia.
Seorang pembeli wingko, Endar mengatakan, dirinya sudah langganan membeli wingko. Rasanya sangat manis dan legit. Semua anggota keluarganya menggemari wingko buatan toko "Wingko Susilowati".
"Harga di sini tidak terlalu mahal. Selain itu, keluarga saya sangat suka dengan wingko buatan toko sini," kata dia.
(KR-STR)