ISEI : Pemerintah optimistis otonomi daerah terus berjalan

id ISEI

ISEI : Pemerintah optimistis otonomi daerah terus berjalan

Ikatan Sarnana Ekonomi Indonesia (ISEI) (isei.or.id)

Jogja (ANTARA Jogja) - Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia menilai pemerintah tetap optimistis bahwa pelaksanaan dan penerapan otonomi daerah yang sudah berjalan selama satu dasa warsa ini bisa terus berjalan.

"Pemerintah optimistis otonomi daerah jalan terus, dalam arti kekurangannya pelan-pelan diperbaiki sambil jalan," kata seorang Panitia Kongres ISEI Sri Susilo usai acara dialog peserta kongres dengan Wakil Presiden Boediono di Yogyakarta, Rabu.

Ia menggarisbawahi, bahwa pelaksanaan dan penerapan otonomi daerah selama lebih dari 10 tahun ini ada dampak positif, akan tetapi lebih juga terdapat dampak negatif sehingga perlu direvisi.

Dalam dialog itu, kata dia juga membahas masalah desentralisasi fiskal dimana pemerintah daerah, baik kabupaten dan kota diberi kesempatan yang lebih besar untuk mengelola keuangan sendiri dalam arti pembagian dari pusat dan daerah

Ia mengatakan, misalkan pembagian melalui Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) seperti sekarang ini.

"Jadi itu sudah keputusan pemerintah pusat dan dilakukan secara besar-besaran, sehingga harus terus berjalan dan sambil berjalan akan perlu direvisi, baik peraturannya maupun pembagiannya," katanya.

Menurut dia, selama pelaksanaan otonomi daerah memang ada yang berhasil menerapkannya, namun ada juga yang gagal seperti contoh beberapa kasus pejabat daerah yang terjerumus dalam pelaku korupsi.

Namun, kata dia lebih banyak positifnya, karena sudah terbukti di beberapa daerah mengalami kemajuan karena semua program dari pusat karena di kelola sendiri melalui musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang).

Sementara, ketua panitia konggres ISEI ke-18 Edy Suandi Hamid mengatakan, tema "Satu Dasa Warsa Implementasi Otonomi Daerah" ini dipilih karena kepedulian ISEI terhadap isu yang sangat penting bagi negara kepulauan dengan karakteristik beragam.

Edy mengatakan kongres di Yogyakarta dengan tema tersebut seolah mengulang peristiwa pada awal reformasi, dimana di kota ini pada 1998 ISEI membahas substansi yang sama tentang otonomi daerah.

"Kini, 14 tahun setelah peristiwa tersebut, kembali ISEI seluruh Indonesia bertemu, dan berbicara tema yang sama, namun pada tataran yang lebih jauh, terkait evaluasi penerapan dan pelaksanaan otonomi daerah yang sudah berjalan selama satu dasa warsa," katanya.

(KR-HRI)