Bina Umat Yogyakarta cetak generasi berbasis Imtaq

id sekolah terpadu Islam

Bina Umat Yogyakarta cetak generasi berbasis Imtaq

Sekolah terpadu Islam Bina Umat Yogyakarta, Sleman, madukan pendidikan agama dan pendidikan umum. (Foto ANTARA/Mamiek)

Sleman (ANTARA Jogja) - Sekolah Islam Terpadu Bina Umat Yogyakarta di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, memadukan pendidikan berbasiskan agama dan ilmu pengetahuan, untuk mencetak generasi unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi berlandasarkan iman dan taqwa.

"Saat ini, pendidikan di Indonesia yang memadukan pendidikan umum dan agama sangat sedikit. Hal itu karena masih ada dikotomi atau pandangan pendidikan terpisah dengan agama, tetapi kami konsisten memadukan pendidikan umum dan agama," kata Direktur Sekolah Islam Terpadu Berbasis Pesantren SMPIT-SMAIT Bina Umat Yogyakarta, Mustofa Ismail di Sleman, Sabtu.

Ia mengatakan lembaga pendidikannya membekali siswa didik atau santri dengan agama, dan ilmu pengetahuan.

"Kami bercita-cita menjadikan pendidikan yang mendasarkan pada Al Quran," katanya.

Menurut dia, program unggulan Sekolah Islam Terpadu Bina Umat yakni siswa mampu hafal Al Quran, mampu berbahasa Arab dan Inggris aktif, serta menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan pensantren.

"Setiap siswa atau santri dalam satu tahun di tingkat sekolah menengah pertama (SMP) mampu menghafal satu jus, sedangkan di tingkat sekolah menengah atas (SMA) hafal enam jus," katanya.

Pihaknya, kata dia, menyadari umat Islam ingin lebih maju, dengan memiliki ilmu pengetahuan tanpa meninggalkan Islamnya yang mampu mengamalkan Al Quran.

Sekolah Islam Terpadu Bina Umat, kata Mustofa memberikan beasiswa kepada anak yatim-piuatu, dan duafa untuk mengenyam pendidikan gratis, baik biaya sekolah, biaya pondok pesantren, dan biaya makan.

Dari 388 santriwan dan santriwati, 15 persen di antaranya mendapat beasiswa pendidikan gratis.

"Sekolah Islam Terpadu merupakan yayasan yang bergerak di bidang sosial, pendidikan dan keagamaan. Jadi, sudah sepatutnya kami memberikan kesempatan kepada para siswa atau santri dan keluarga kurang mampu untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Ini bagian dari amanah," katanya

Ia mengatakan lulusan Sekolah Islam Terpadu memiliki kemandirian. "Sebab, sejak di pondok pesantren, dan sekolah, selalu diberi bekal untuk menyelesaikan masalah secara sendiri, dan wajib melaksanakan puasa sunah setiap Senin dan Kamis," katanya.

Humas Sekolah Islam Terpadu Bina Umat Edy Rohman mengatakan empat tahun terakhir sekolah ini berkembang pesat di berbagai daerah, khususnya di Sekolah Islam Terpadu Bina Umat.

"Wali murid menyadari bahwa pendidikan agama sekaligus pendidikan umum sangat dibutuhkan untuk menghadapi gempuran teknologi dan budaya yang mulai menggerus nilai-nilai agama serta moralitas," katanya.

(KR-STR)