Bantul wacanakan pembangunan JJLS secara `fly over`

id jalan

Bantul wacanakan pembangunan JJLS secara `fly over`

Ilustrasi pembangunan jalan (foto antaranews.com)

Bantul (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mewacanakan pembangunan jalur jalan lintas selatan secara `fly over` untuk menghindari hamparan gumuk pasir di kawasan pantai Depok hingga Parangtritis.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bantul Heru Suhadi di Bantul, Senin, mengatakan lokasi baru pengembangan jalur jalan lintas selatan (JJLS) kemungkinan akan melewati kawasan Gumuk Pasir sehingga terancam terkena megaproyek itu.

"Dalam pembahasan memang ada yang mengatakan dibuat `fly over` namun itu masih wacana karena kemungkinan alternatif lain ada, namun yang jelas diupayakan pembangunan JJLS menghindari Gumuk Pasir untuk kelestariannya," katanya.

Menurut dia, JJLS di Bantul yang sebagian telah dibangun di wilayah barat itu rencana sebelumnya akan melewati sekitar tempat pemungutan retribusi (TPR) Pantai Parangtirtis, namun dibatalkan akibat harga tanah terlalu mahal.

Oleh sebab itu, kata dia perlintasan akan dibelokkan agar tidak ada pembebasan lahan dengan melewati Sultan Ground yang berada di sebelah selatan yang sebagian wilayah terdapat puluhan hektare kawasan konservasi Gumuk Pasir.

"Wacana pembangunan JJLS secara "fly over" itu biar nanti lintasannya tidak terlalu menanjak, karena semakin ke timur (masuk ke wilayah Kecamatan Kretek), setelah ada tim yang survei tidak ada yang landai," katanya.

Meski demikian, kata dia semua kemungkinan dalam pengembangan JJLS masih akan dibahas lebih lanjut dengan berbagai pihak, karena sampai saat inI masih muncul berbagai opsi sehingga butuh konsultasi dan pemaparan tim ahli.

Sementara itu, menurut dia, pembangunan JJLS di wilayah Bantul juga masih terkendala dengan pembebasan lahan dan setidaknya masih ada sekitar lima kilometer lahan yang harus dibebaskan disepanjang ruas di Kecamatan Kretek.

Menurut dia, kendala utama adalah tingginya kompensasi lahan yang dilewati JJLS, karena umumnya warga meminta uang kompensasi sebesar Rp1 juta per meter, padahal NJOP di area tersebut hanya berkisar Rp250.000 per meter.

"Pemerintah DIY sebenarnya telah mempersiapkan dana sebesar Rp3 milar untuk pembebasan lahan, namun karena negosiasi belum ada titik temu, maka dana tersebut belum digunakan," katanya.

Menurut dia, sejauh ini, di Bantul telah terbangun jalur sepanjang 1,6 km, yakni di ruas Pandansimo hingga Pantai Samas, sehingga ruas selanjutnya yakni dari Samas ke Parangtritis, kemudian tembus ke Kabupaten Gunung Kidul.

(KR-HRI)