Jogja (Antara Jogja) - Siklus empat tahunan bencana erupsi merapi dapat diterapkan guna membangun kewaspadaan masyarakat di sekitar merapi, kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono.
"Tidak masalah kalau ada yang memakai siklus empat tahunan sebagai siklus letusan merapi. Justru turut membangun kewaspadaan masyarakat di sekitar Merapi," kata Surono di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, meskipun letusan merapi melebihi prediksi empat tahun, namun dampak positifnya masyarakat telah memiliki kesiapan untuk menghadapi bencana tersebut.
"Misalnya meletusnya tidak jadi empat tahun ya tidak menjadi persoalan. Kan justru lebih baik masyarakat sudah siap dari pada belum siap, yang penting masyarakt harus tetap dalam keadaan tenang," katanya.
Namun demikian, menurut dia, bencana erupsi merapi pada dasarnya tidak dapat diprediksikan melalui penerapan siklus. Sebab, kata dia, justru erupsi dapat terjadi meskipun siklus tersebut belum mencapai empat tahun.
"Namanya bencana kan kita tidak tahu. Saya tidak pernah dan tidak bisa memprediksikan kapan letusan akan terjadi. Alam selalu memiliki ketidakpastian," kata Surono.
Apalagi, kata dia, kondisi puncak Merapi setelah 2010 berbeda dengan kondisi Merapi sebelum 2010. Gunung Merapi saat ini, kata dia, memiliki puncak yang lebih terbuka. Sehingga cenderung lebih mudah untuk memuntahkan material yang ada di dalamnya apabila terjadi aktivitas vulkanik.
"Dulu tidak pernah mengeluarkan kepulan asap. Namun karena sekarang kubahnya sudah tidak ada, Merapi jadi lebih tidak memiliki hambatan dari sebelumnya," katanya.
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Syamsul Ma`arif sempat memperingatkan masyarakat untuk mewaspadai bencana erupsi Gunung Merapi melalui penerapan siklus empat tahunan.
Sesuai siklus empat tahunan, maka Gunung Merapi akan kembali mengalami erupsi pada 2014 setelah terakhir mengalami erupsi pada 2010.
Selain bertujuan meningkatkan kewaspadaan, hal itu antara lain diupayakan untuk mendorong kesadaran masyarakat di lereng Gunung Merapi yang sebagian masih belum berkenan untuk direlokasi dari tempat tinggal mereka yang berada di wilayah rawan bencana.
(KR-LQH)
Berita Lainnya
Gunung Merapi memuntahkan 15 kali guguran lava sejauh 1,8 kilometer
Kamis, 2 Mei 2024 12:03 Wib
DP3 Sleman-KWT Pari Merapi Sembada selenggarakan bazar produk pertanian unggulan
Senin, 29 April 2024 15:12 Wib
Gunung Merapi memuntahkan enam kali guguran lava sejauh 1,5 kilometer
Kamis, 4 April 2024 10:17 Wib
DLHK DIY: Rehabilitasi lahan Merapi untuk meningkatkan kondisi tata air
Rabu, 3 April 2024 19:55 Wib
Gubernur DIY mencanangkan rehabilitasi lahan kawasan Gunung Merapi
Rabu, 3 April 2024 19:54 Wib
Gunung Merapi memuntahkan tujuh awan panas guguran beruntun
Senin, 4 Maret 2024 21:12 Wib
Gunung Merapi meluncurkan lima kali guguran lava ke arah dua sungai
Jumat, 1 Maret 2024 11:05 Wib
Bupati Sleman menerima "ubarampe" upacara adat Labuhan Merapi
Minggu, 11 Februari 2024 15:39 Wib