Jakarta (ANTARA) - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam merevitalisasi bahasa daerah penting dilakukan secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan.
"Pemerintah, baik pusat maupun daerah, harus bersinergi untuk menekan penurunan vitalitas bahasa daerah melalui upaya revitalisasi," kata Kepala Badan Bahasa Kemendikbudristek E. Aminudin Aziz, dalam keterangan, di Jakarta, Minggu.
Aminudin Aziz mengatakan Indonesia sebagai negara dengan kebhinekaan bahasa terbesar kedua di dunia menghadapi tantangan serius dalam pelestarian bahasa daerah.
Tren kepunahan yang mengkhawatirkan terjadi akibat munculnya sikap negatif penutur terhadap bahasa daerahnya, meningkatnya perkawinan silang antarpenutur bahasa daerah, globalisasi, dan urbanisasi, serta kebijakan yang tidak selalu berpihak kepada pelestarian bahasa daerah.
Menurut dia, faktor-faktor tersebut mengancam keberadaan 718 bahasa daerah yang ada di Indonesia.
"Data terkini menunjukkan penurunan signifikan dalam vitalitas beberapa bahasa daerah, yang berarti jumlah bahasa yang mengalami kemunduran terus meningkat," kata Aminudin Aziz.
Menurut dia, revitalisasi bahasa daerah membutuhkan pendekatan multilevel yang melibatkan berbagai kalangan, mulai dari komunitas lokal hingga kerja sama internasional.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemendikbudristek: Sinergi dalam revitalisasi bahasa daerah penting